Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada akhir Oktober 2020.
Luhut berkaca dari peningkatan kasus Covid-19 di wilayah DKI Jakarta yang sempat melampaui angka 60 persen pada libur panjang Agustus 2020 lalu. Hal itu disampaikan Luhut saat memimpin rapat koordinasi secara virtual terkait target testing dan tracing di Jabodetabek dan Bali pada Selasa (13/10/2020).
“Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini", kata Luhut.
Rakor ini turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Bali I Wayan Koster, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta jajaran Kepolisian Daerah, Komando Daerah Militer, dan Kepolisian Resor di wilayah Jabodetabek serta Bali.
Sementara itu, Anies mengklaim, telah terjadi penurunan tingkat penyebaran Covid-19 pada klaster perkantoran selama 14 hari terakhir setelah dilakukan upaya targeted testing dan penelusuran kontak erat.
“Testing ini diterapkan secara gratis kepada 8.000 spesimen perharinya,” kata Anies.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menerangkan, garda terdepan dari testing dan tracing ini adalah puskesmas kecamatan. Dia mengatakan di setiap puskesmas terdapat dua komponen. Pertama, digital tracer yang bertugas untuk melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya.
Kedua, dia melanjutkan, koordinator lapangan di setiap kecamatan yang melibatkan 1.500 ASN dan relawan.
“Jika digital tracer hanya melakukan pelacakan kontak erat secara daring, koordinator lapangan terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya,” tuturnya.
Selain itu, dia menegaskan, pihaknya telah menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) yang digunakan oleh lebih dari 800 ribu pengguna aktif di Jakarta. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan maupun tracing pasien Covid-19.