Bisnis.com, MEDAN- Unjuk rasa ribuan mahasiswa dan pelajar menentang UU Cipta Lapangan Kerja di Medan berlangsung ricuh.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Kamis (8/10/2020) tiga orang polisi terluka.
Sementara itu lebih dari 60 orang demonstran diamankan.
Kasatreskrim Polrestabes Medan Martuasa Lumban Tobing melalui pengeras suara mengimbau warga Medan agar tidak terprovokasi.
Martuasa juga menyampaikan aksi demonstrasi terekam oleh CCTV sehingga mudah untuk identifikasi pelaku provokasi.
"Warga Kota Medan jangan terprovokasi. Kami tahu ini [yang melempar] bukan dari Medan," seru Martuasa.
Petugas keamanan mulai memukul mundur massa sekitar pukul 14:30 setelah berkali-kali menembakkan water canon dan gas air mata.
Massa mundur ke arah Lapangan Merdeka Medan dan Kantor Wali Kota Medan.
Keadaan sempat kondusif, namun massa kembali mendatangi Gedung DPRD Sumut sekitar pukul empat sore dan menembakkan petasan ke arah polisi.
Akibat bentrokan ini, tiga orang polisi terluka. Ketiganya telah dibawa untuk mendapatkan perawatan di ruangan Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Sumut.
Polisi mengamankan lebih dari 60 demonstran yang disinyalir melakukan pelemparan dan provokasi.
Para demonstran yang diamankan dibawa ke lantai 1 gedung DPRD Sumut untuk didata.
Aksi demonstrasi yang diikuti mahasiswa dan pelajar berlangsung sejak pukul 11:00 di depan Gedung DPRD Sumut.
Demonstran melakukan orasi, membaca puisi, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Keadaan mulai tidak kondusif sekitar pukul 12.00 saat gelombang kedua demonstran datang dari arah Jalan Kapten Maulana Lubis Kota Medan.
Mereka melemparkan botol minuman, kayu, batu, dan menembakkan petasan.
Anggota DPRD Sumut Fraksi Demokrat Anita Lubis menyampaikan aksi ini tidak akan berhasil jika demonstran tetap anarkis.
"Kalian [demonstran] katakan diri mahasiswa. Perjuangan tidak akan berhasil kalau anarkis. Perjuangkan buruh, bukan malah anarkis," ungkapnya.