Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heboh Obat Covid-19 Desrem, Hotman Paris Pernah Bocorkan Ini

Sebelum heboh Desrem muncul di Indonesia, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dalam salah satu unggahan instagram menyebutkan soal akan masuknya remdesivir ke Indonesia.
Sel virus corona
Sel virus corona

Bisnis.com, JAKARTA - Kabar terkini terkait penanganan Covid-19 di Indonesia dihebohkan berita masuknya obat pelawan Covid-19 yang mengandung remdesivir.

Obat tersebut bermerek dagang Desrem yang diproduksi perusahaan farmasi yang berbasis India, Mylan.

Sebelum heboh ini muncul, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dalam salah satu unggahannya menyebutkan soal akan masuknya remdesivir ke Indonesia.

Saat itu, Hotman tidak secara spesifik menyebutkan merek.

Sementara itu, berdasar penelusuran Bisnis.com, pihak Mylan meluncurkan obat mengandung remdesivir dengan nama merek DESREM.

Obat suntik tersebut diluncurkan pada Juli 2020.

"Mylan, sebuah perusahaan farmasi global, hari ini mengumumkan peluncuran komersial Remdesivir dengan nama merek DESREM ™ di India untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dan tidak terpenuhi di tengah pandemi coronavirus 2019 (COVID-19) yang berkembang," demikian rilis yang diterbitkan dari Bangalore, India, bertanggal 20 Juli 2020.

Obat ini disetujui untuk pengobatan dugaan atau kejadian Covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium pada orang dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan gejala penyakit yang parah.

Mylan merilis gelombang pertama dari Remdesivir generik (DESREM ™) dan akan terus meningkatkan pasokannya di seluruh negeri setelah meningkatnya permintaan untuk obat tersebut.

Mylan akan memproduksi DESREM ™ di fasilitas injeksi mutakhir di Bangalore, yang akan berfungsi untuk melayani permintaan di India dan pasar ekspor lainnya.

Mylan dalam rilisnya menyatakan telah menerima lisensi dari Gilead untuk komersialisasi Remdesivir.

Mylan adalah perusahaan farmasi global yang bekerja sama di seluruh dunia untuk menyediakan akses bagi 7 miliar orang ke obat-obatan berkualitas.

Mylan menawarkan portofolio lebih dari 7.500 produk yang dipasarkan di seluruh dunia, termasuk terapi antiretroviral. Disebutkan bahwa sekitar 40 persen orang yang dirawat karena HIV / AIDS bergantung secara global pada obat antiretroviral.

"Kami memasarkan produk kami di lebih dari 165 negara dan wilayah. Kami adalah salah satu produsen bahan farmasi aktif terbesar di dunia. Setiap anggota dari sekitar 35.000 tenaga kerja kami berdedikasi untuk menciptakan kesehatan yang lebih baik untuk dunia yang lebih baik, satu orang pada satu waktu," demikian keterangan pada rilis tersebut.

Remdesivir sendiri, berdasar info untuk kalangan medis di situs desrem.in, adalah obat penghasil nukleotida adenosin yang didistribusikan ke dalam sel. 

Di dalam sel remdesivir dimetabolisme untuk membentuk metabolit trifosfat nukleosida yang aktif secara farmakologis.

Metabolisme remdesivir menjadi remdesivir triphosphate telah dibuktikan dalam berbagai jenis sel.

Remdesivir trifosfat bertindak sebagai analog dari adenosine triphosphate (ATP) dan bersaing dengan substrat ATP alami untuk dimasukkan ke dalam rantai RNA yang baru lahir oleh RNA polimerase yang bergantung pada RNA SARS-CoV-2, yang mengakibatkan penghentian rantai tertunda selama replikasi RNA virus.

"Remdesivir trifosfat adalah penghambat lemah DNA mamalia dan polimerase RNA dengan potensi rendah untuk toksisitas mitokondria," ujar salah keterangan di situs tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper