Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pakar dan praktisi kesehatan mendesakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim untuk menunda kegiatan sekolah tatap muka sekalipun berada di wilayah zona hijau.
Sejumlah pakar dan praktisi kesehatan itu terdiri dari PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), PP IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia), DPP Pusat Persatuan Perawat Indonesia (PPNI), PB Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA).
Sekretaris Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Husein Habsyi mengatakan data kasus positif Covid-19 pada anak usia 0 hingga 5 tahun sebanyak 2,5 persen dan 6 sampai 18 tahun sebanyak 7,6 persen dari total kasus konfirmasi positif sebanyak 287.008 per 30 September 2020.
“Kasus anak di Indonesia yang terinfeksi Covid-19 per 10 Agustus 2020 sudah mencapai 3.928 anak, dan meninggal sebanyak 59 anak yang merupakan kasus tertinggi di Asia,” kata Husein melalui keterangan pers virtual pada Kamis (1/10/2020).
Menurut dia, aktivitas sekolah tatap muka mesti ditunda sekalipun berada di zona hijau Covid-19.
Di samping itu, kurikulum pendidikan jarak jauh perlu mendapat dukungan dari tenaga psikolog agar muatan pengajaran dapat meningkatkan motivasi belajar yang berdampak pada tumbuh kembang anak.
Sebelumnya, pemerintah melakukan relaksasi pembukaan sekolah untuk zona kuning. Pembukaan sekolah boleh dilakukan di zona hijau dan kuning dengan persyaratan disetujui pemerintah daerah, kepala sekolah, komite sekolah, dan orangtua peserta didik.
Jika orang tua tidak setuju, peserta didik tetap belajar dari rumah dan tidak dapat dipaksa.
Adapun, pembukaan sekolah di zona hijau dan zona kuning tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan Covid-19.