Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google : Tak Ada Iklan Pemilu AS Setelah Pemungutan Suara Ditutup

Para ahli memperingatkan bahwa hasil pemilu AS bisa saja ditunda karena peningkatan pemungutan suara lewat pos-el di tengah pandemi Covid-19.
Bendera Amerika Serikat/Investingnews.com
Bendera Amerika Serikat/Investingnews.com

Bisnis.com, JAKARTA — Google memutuskan akan memblokir iklan terkait dengan pemilu di platformnya setelah pemungutan suara ditutup dalam pemilu Amerika Serikat pada 3 November 2020.

Raksasa teknologi itu menyampaikan hal tersebut kepada pengiklan melalui pos-el. Dalam pos-el tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/9/2020), Google mengatakan, "Pengiklan tidak akan dapat menjalankan iklan yang mereferensikan kandidat, pemilu, atau hasilnya mengingat jumlah suara akan dihitung setelah hari pemilihan tahun ini."

Para ahli memperingatkan bahwa hasil pemilu bisa saja ditunda karena peningkatan pemungutan suara lewat pos-el di tengah pandemi Covid-19.

Pos-el tersebut mengatakan bahwa Google akan melarang iklan pemilu, termasuk yang menyebutkan pejabat negara bagian atau federal, kandidat atau partai politik, serta iklan yang berjalan pada daftar penelusuran terkait pemilu.

Perusahaan media sosial telah menghadapi tekanan yang makin besar terhadap informasi yang salah dalam iklan politik.

Facebook baru-baru ini mengatakan bahwa mereka akan berhenti menerima iklan politik baru dalam seminggu sebelum pemilu dan akan menolak iklan yang berusaha mengklaim kemenangan sebelum hasil pemilu diumumkan.

Juru bicara Google mengatakan bahwa larangan tersebut diharapkan akan diberlakukan minimal seminggu, tetapi  belum diputuskan kapan larangan itu akan dicabut.

Google akan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti waktu yang dibutuhkan untuk menghitung suara atau apakah ada kerusuhan sipil.

Larangan tersebut, menurut juru bicara Google, merupakan bagian kebijakan "peristiwa sensitif" dari Google.

Google telah memblokir beberapa iklan terkait dengan Covid-19 dengan kebijakan yang sama, berupaya melarang konten yang berpotensi memanfaatkan atau kurang sensitif terhadap peristiwa.

Larangan tersebut akan berlaku untuk semua iklan di platform penayangan iklan Google, termasuk layanan pengaliran videonya, Youtube dan Google Ads.

Twitter telah melarang iklan politik tahun lalu, sedangkan Google sebelumnya telah membatasi cara pengiklan pemilu untuk dapat menargetkan pemilih secara mikro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper