Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi COVID-19 memengaruhi tingkat dukungan pada para pemimpin politik, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dengan tingginya jumlah kasus Covid-19, ada juga dorongan besar terhadap tingkat dukungan pemimpin. Hasil ini mendukung fenomena "rally’ round the flag" di mana warga berkumpul di sekitar pemimpin mereka selama masa krisis dan mungkin memiliki implikasi terhadap jumlah pemungutan suara.
Data yang dianalisis oleh University of North Carolina di Chapel Hill dan National University of Singapore mengungkapkan bahwa para pemimpin dunia, rata-rata, mengalami peningkatan dukungan sebesar 14 poin.
Warga di suatu negara cenderung mendukung pemimpin mereka di saat krisis nasional, seperti perang atau serangan teroris, tetapi studi baru ini adalah yang pertama mengidentifikasi efek “rally” selama negara dilanda krisis kesehatan yang mematikan dan merusak di seluruh dunia.
Ide untuk penelitian ini dikembangkan oleh Kai Chi (Sam) Yam, profesor dan ketua dekan di Department of Management and Organization di Singapura. Yam berkolaborasi dengan Joshua Conrad Jackson, seorang mahasiswa doktoral psikologi di UNC-Chapel Hill yang melakukan analisis dan ikut menulis penilitian.
Mengambil dari sisi ilmu politik dan teori psikologis, penulis studi dan rekan penulis memeriksa efek kasus COVID-19 terhadap peringkat dukungan seorang pemimpin selama 120 hari pertama tahun 2020.
Lebih dari 2 juta survey peringkat dukungan harian dikumpulkan untuk 11 kepala pemerintahan dari berbagai negara yang beragam secara geografis dan budaya serta terhadap semua 50 pemimpin negara bagian Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Donald J.Trump mendapatkan keuntungan 4 poin dari kemungkinan 100 dalam tingkat dukungan selama periode waktu tersebut dibandingkan dengan peningkatan substansial lainnya sebesar 24 hingga 61 poin dalam dukungan untuk para pemimpin di Inggris, Kanada, Jerman, dan Australia. Sedangkan Gubernur Amerika Serikat mengalami keuntungan 15 hingga 20 poin.
"Covid-19 mungkin berfungsi sebagai katalis untuk membantu beberapa pemerintah yang menjabat memenangkan pemilihan kembali," kata Yam.
Misalnya, partai yang sedang berkuasa di Korea memenangkan kursi terbanyak di DPR dibandingkan partai mana pun sejak 1960 dalam pemilihan yang diadakan selama pandemi pada April 2020.
"Kami mengumpulkan data kami selama tahap awal pandemi, jadi kami tidak siap untuk menjawab pertanyaan tentang daya tahan efek ini. Jelas efeknya tidak bertahan selamanya, tetapi garis waktunya mungkin bergantung pada beberapa faktor, termasuk seberapa efektif seorang pemimpin dianggap menanggapi pandemi, "kata Jackson.