Bisnis.com, JAKARTA - Wakil menteri ekonomi Rusia khawatir bahwa pemulihan ekonomi yang didorong oleh belanja konsumen akan goyah karena pemerintah bersiap untuk menghentikan stimulus.
“Membatasi dukungan negara adalah salah satu tantangan terbesar dan paling serius bagi pemerintah dan anggaran saat ini," kata Menteri Polina Kruchkova dalam sebuah wawancara di Moskow, seperti dikutip Bloomberg.
Presiden Vladimir Putin berterima kasih kepada konsumen Rusia karena telah mendorong ekonomi negara menjauhi ambang resesi. Permintaan konsumen membantu memacu pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan selama musim panas, yang sebagian besar karena penutupan perbatasan membuat warga menghabiskan uang di rumah.
Tetapi langkah-langkah stimulus yang diperkenalkan selama lockdown dan telah berlangsung dua bulan diperkirakan berakhir sebelum akhir tahun. Penghentian ini berpotensi menekan daya beli.
Kementerian Ekonomi merevisi proyeksi kontraksi tahun ini menjadi 3,9 persen dari 4,8 persen setelah data menunjukkan adanya lonjakan aktivitas ekonomi sejak lockdown dicabut bulan pada Mei.
Pelonggara ini membantu sektor jasa dan UMKM, sektor yang paling terpukul oleh lockdown global, memainkan peran yang relatif penting dalam total output Rusia.
Baca Juga
Penurunan Moderat
Kruchkova mengatakan stimulus fiskal di Rusia lebih kecil jika dibandingkan negara lain, hanya kurang dari 4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Tetapi dukungan tersebut masih berperan dalam mengerakan roda perekonomian.
Banyak kebijakan, termasuk penundaan pembayaran pajak dan subsidi perumahan, akan berakhir sebelum akhir tahun dan pemerintah sudah berencana untuk mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak pada 2021.
Bank sentral pekan lalu memperingatkan bahwa pemulihan bisa melambat karena penghentian stimulus tersebut. Adapun penelitian oleh Bloomberg Economics menunjukkan bahwa permintaan meningkat terhadap batas atas yang rendah, dengan aktivitas konsumen masih belum sepenuhnya pulih.
Jalur pemulihan ekonomi juga dikaburkan oleh potensi gelombang kedua virus corona setelah angka infeksi baru harian kembali meningkat awal bulan ini. Namun, Kremlin sejauh ini mengatakan penguncian nasional belum diperlukan.