Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS Tuduh China Picu Kerusuhan dengan Isu Rasisme

Menlu AS Mike Pompeo menuduh AS berupaya memicu kerusuhan dengan menggunakan isu rasisme.
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer
Menlu AS Mike Pompeo/Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh China berusaha memicu kerusuhan di Amerika Serikat melalui kritiknya terhadap rasisme.

Pompeo, yang dikenal karena pandangannya yang keras tentang China, menyerang Beijing dalam pidato yang tidak biasa di depan anggota parlemen negara bagian di Wisconsin, negara bagian penting dalam pemilihan presiden pada November.

“Partai Komunis China "berpikir dapat meredam Amerika Serikat dengan teriakan rasisme," kata Pompeo kepada anggota parlemen dari Partai Republik di dalam gedung DPR negara bagian di Madison.

Pompeo menambahkan PKC ingin memicu perselisihan di Minneapolis, Portland dan Kenosha, merujuk pada tiga kota yang tengah menghadapi aksi protes atas rasisme dan kebrutalan polisi dalam beberapa bulan terakhir.

"Itu menjijikkan. Kita tidak bisa membiarkannya terjadi," katanya sperti dikutip CNN.com, Kamis (24/9/2020).

Sebagai bukti niat China, Pompeo menunjuk surat dari seorang diplomat China kepada seorang anggota parlemen dari Wisconsin. Surat itu mengatakan bahwa Beijing "dengan tegas menentang diskriminasi rasial dan sinonofobia" terhadap komunitas China di Amerika Serikat terkait krisis virus Corona.

"Mereka ingin Anda percaya bahwa kemarahan Amerika Serikat pada PKT atas penanganannya terhadap virus Corona ada hubungannya dengan ras. Tidak. Ini berhubungan dengan warga yang tidak lagi bersama kami, anak-anak yang tidak dapat kembali ke sekolah dan pekerjaan yang telah hilang," kata Pompeo.

Presiden Donald Trump telah membuat khawatir tidak hanya China, tetapi banyak orang Asia - Amerika dengan merujuk pada "virus China", istilah yang oleh para pakar kesehatan disebut sebagai stigmatisasi.

Amerika Serikat sering menyerang catatan hak asasi manusia China termasuk atas penahanan lebih dari satu juta orang Uighur dan Muslim berbahasa Turki lainnya di wilayah barat Xinjiang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : CNN.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper