Bisnis.com, JAKARTA – Whitbread, induk perusahaan yang memiliki jaringan hotel Premier Inn dan Beefeater mengumumkan rencananya untuk memangkas 6.000 karyawannya.
Penurunan wisatawan dan kunjungan di restoran dianggap menjadi pemicu utama alasan pemangkasan karyawan itu.
Perusahaan menyatakan jumlah tamu yang menginap telah berkurang hingga setengah dan kunjungan tamu yang makan di restoran anjlok lebih dari sepertiga.
Regulasi terbaru di Inggris yang menetapkan jam malam sehingga memaksa restoran harus menutup operasinya pada pukul 22.00 juga menekan operasional perusahaan.
Whitbread memperkirakan jumlah kunjungan hotel maupun restoran bakal tetap di bawah rata-rata sampai 2021 atau bahkan 2022.
Bos Whitbread Alison Brittain sebelumnya mengemukakan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari pemangkasan karyawan.
Baca Juga
“Dengan permintaan pada bisnis pariwisata yang masih lemah, kami harus memutuskan keputusan yang sangat sulit. Kami sangat menyesal harus mengumumkan rencana untuk memangkas karyawan hingga 6.000 orang di seluruh Inggris,” katanya, dilansir BBC.com, Rabu (23/9/2020).
Sekitar tiga perempat dari 35.000 total karyawan Whitbread masih dibayar melalui skema pengangguran dari pemerintah.
Skema pengangguran yang dinamakan Coronavirus Job Retention Scheme (CJRS) pertama kali diluncurkan pada Maret 2020. Melalui skema itu, pemerintah membayarkan gaji hingga 80 persen dari total gaji para pekerja yang harus menganggur, maksimal £2.500 per bulan.