Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Razia Besar-Besaran di Solo, Begini Kronologis Penyerangan Anggota PSHT

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menjadi korban penyerangan sekelompok orang berpenutup wajah, Selasa (15/9/2020).
 440 personel gabungan menyisir seluruh lokasi Kota Solo pada Senin (21/9/2020) hingga Selasa (22/9/2020) dini hari./Instagram
440 personel gabungan menyisir seluruh lokasi Kota Solo pada Senin (21/9/2020) hingga Selasa (22/9/2020) dini hari./Instagram

Bisnis.com, SOLO – Personel gabungan dari jajaran Polresta Solo, Kopassus, TNI AU, Kodim 0735 Solo, Brimob Polda Jateng, Ditsamapta Polda Jateng, dan Satpol PP Solo menggelar operasi besar-besaran pada Senin (21/9/2020) hingga Selasa (22/9/2020) dini hari.

Total 440 personel gabungan menyisir seluruh lokasi Kota Solo.

Paur Humas Polresta Solo mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjutak mengatakan patroli skala besar itu untuk menjaga keamanan dan kenyamanan Solo.

Hal itu juga terkait maraknya konvoi sepeda motor berknalpot brong sekaligus penindakan bagi warga yang tidak tertib menjalankan protokol kesehatan.

“Malam ini sampai besok pagi patroli gabungan skala besar. Seluruh satuan Polresta Solo terlibat dalam patroli malam ini,” paparnya kepada Solopos.com melalui telepon, Senin (21/9/2020) malam

Sementara itu, Kasasabhara Polresta Solo, Kompol Sutoyo, mengatakan personel gabungan terbagi menjadi tiga tim.

Diberitakan sebelumnya, Komandan Korem 074 Warastratama Surakarta Kolonel (Inf) Rano Tilaar memastikan situasi Kota Solo aman dan kondusif pascapenyerangan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Selasa (15/9/2020) dini hari lalu.

Danrem menyebut pada Selasa (15/9/2020) cukup banyak gambar, video, maupun pesan singkat yang beredar, namun belum pasti kebenarannya.

"Malam itu saya berkoordinasi dengan Kapolresta, jajaran anggota kami siap membackup jika situasi memerlukan. Namun, karena situasi terkendali, yang terjun jajaran kodim wilayah," papar Danrem kepada Solopos.com pada Kamis (17/9/2020).

Ia menambahkan jajaran Korem 074 Warastratama bersedia membantu mediasi antara pihak-pihak terkait agar persoalan serupa tidak terulang.

Menurutnya, dalam situasi pascapenyerangan warga PSHT  rawan muncul disinformasi atau hoaks yang tentunya sangat berbahaya.

"Masyarakat harus mengecek setiap informasi. Media bisa untuk cipta kondisi tapi bisa dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab menjadikan kondisi kontraproduktif," imbuh Danrem.

Kronologis Penyerangan

Seperti pemberitaan sebelumnya, sejumlah warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menjadi korban penyerangan sekelompok orang berpenutup wajah, Selasa (15/9/2020).

Peristiwa itu terjadi pada kawasan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Akibatnya, dua anggota PSHT mengalami luka-luka terkena sabetan senjata tajam.

Pascapenyerangan terhadap warga PSHT itu, malam harinya massa berdatangan ke Plaza Manahan Solo.

Sebelumnya, beredar kabar malam itu akan ada aksi solidaritas terhadap korban penyerangan sekaligus memberikan dukungan kepada polisi agar mengusut pelakunya.

Berbagai pihak termasuk para tokoh senior PSHT berupaya meredam massa agar tidak berkumpul setelah kejadian itu.

Mereka meminta warga PSHT mempercayakan penanganan kasus penyerangan itu kepada kepolisian.

Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, R. Moerdjoko H.W., angkat bicara terkait kabar penyerangan dua anggota PSHT di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah.

Moerdjoko meminta seluruh anggota PSHT tidak gegabah dan terprovokasi terkait kasus tersebut. Penyerangan yang terjadi Selasa (15/9/2020) dini hari itu mengakibatkan dua anggota PSHT terluka.

Ketua Umum PSHT itu menegaskan kasus penyerangan ini sudah dipasrahkan penangannya kepada aparat kepolisian.

“Sudah kita sampaikan ke sedulur-sedulur. Jadi kita serahkan proses pada aparat keamanan,” kata dia saat dihubungi Madiunpos.com, Kamis (17/9/2020).

Moerdjoko menyampaikan PSHT Pusat Madiun juga meminta kepada seluruh anggota untuk tidak turun ke jalan.

Seluruh anggota PSHT tidak perlu datang ke Solo ramai-ramai. Jangan sampai aksi turun ke jalan ini menimbulkan permasalahan baru. Terlebih saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.

“Sudah. Kita serahkan pada aparat keamanan,” tegas Ketua Umum PSHT yang bermarkas pusat di Madiun.

Pengurus Pengawal Kasus

Pihaknya juga telah menyampaikan hal itu kepada seluruh pengurus cabang PSHT, terutama di wilayah Soloraya.

Pada saat kejadian penyerangan, Moerdjoko tengah berada di Solo.

“Malam kejadian saya kan di Solo. Sudah saya sampaikan untuk menjaga kamtibmas [keamanan dan ketertiban masyarakat],” ujar dia.

Dia menuturkan PSHT Pusat Madiun juga telah menugaskan pengurus untuk mengawal kasus penyerangan ini.

Pengawalan dilakukan oleh Korwil PSHT Jawa Tengah, AKBP Sapto Yohanes, dan Pengurus PSHT Pusat Madiun bidang Hukum dan Advokasi, Kombes Pol. Khamdani.

 “Beliau berdua ini akan berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait kasus penyerangan ini. Jadi kita tidak usah gegabah dan emosi. Kita serahkan kepada aparat keamanan supaya bekerja sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,” tegas Ketua Umum PSHT.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper