Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ngotot Berikan Sanksi ke Iran

Sanksi kembali diberlakukan kepada Iran. AS meyakini seluruh anggota PBB akan mematuhi obligasinya untuk mengimplementasikan langkah ini
As dan Iran
As dan Iran

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat masih bersikeras bahwa sanksi internasional terhadap Iran akan tetap diberlakukan meski hampir seluruh negara mengatakan AS tidak punya otoritas tersebut.

Hal itu dilansir dari Bloomberg, Minggu (20/9/2020).

"Sanksi kembali diberlakukan kepada Iran. AS meyakini seluruh anggota PBB akan mematuhi obligasinya untuk mengimplementasikan langkah ini," katanya pada Sabtu (20/9/2020) malam waktu setempat.

Namun, hal itu nampaknya akan sulit terjadi seiring dengan komitmen Eropa terhadap perjanjian nuklir.

Sejak keluar dari perjanjian nuklir pada 2018, pemerintahan Trump berupaya keras untuk merusak kesepakatan tersebut sehingga Iran bisa mendapat sanksi. Bahkan, AS juga mengancam pihak sekutu yang melakukan bisnis dengan Teheran.

Di sisi lain, kekuatan besar seperti Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan China justru ingin menyelamatkan kesepakatan tersebut.

Dukungan tersebut membuat AS terpojok di Dewan Keamanan PBB. Hampir seluruh negara mengatakan AS tidak punya wewenang untuk mengembalikan sanksi internasional.

"Kami telah bekerja keras untuk melestarikan perjanjian nuklir dan tetap berkomitmen untuk melakukannya," kata Menteri Luar Negeri Perancis, Jerman, dan Inggris pada Minggu.

Sementara itu, Iran mempermalukan AS dengan mengatakan bahwa tindakan AS tidak valid dan taktik propaganda. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan akan menyerang sekaligus tentara Washington di Teluk Persia jika AS memulai peperangan.

Seperti diketahui, AS menegaskan bahwa seluruh resolusi PBB terkait dengan Iran sebelum kesepakatan 2015 harus kembali berlaku pada pukul 8 malam waktu New York pada Sabtu.

Jika negara seperti Rusia dan China tidak mengindahkannya, AS bisa menggunakan sanksi terhadap pengirim barang, asuransi, dan perbankan. Bahkan ancaman larangan kepada kapal di laut.

"Dalam beberapa hari ke depan, AS akan mengumumkan tindak lanjut untuk memperkuat implementasi sanksi PBB dan meminta pertanggung jawaban pelanggar," kata Pompeo dalam pernyataannya.

Pompeo menegaskan kampanye tekanan maksimum AS pada rezim Iran akan terus berlanjut sampai Iran mencapai kesepakatan komprehensif dengan AS guna mengendalikan ancaman dan berhenti menyebarkan kekacauan kekerasan, dan pertumpahan darah.

Perlu diketahui, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) disepakati oleh lima anggota tetap DK PBB plus Jerman dan Uni Eropa.

Salah satu isi kesepakatan tersebut adalah Iran bersedia mengurangi cadangan uraniumnya yang diperkaya rendah hingga 97 persen, atau dari 10.000 kg menjadi 300 kg.

Namun, Trump mengumumkan AS mundur dari JCPOA pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper