Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri menyampaikan penanganan pendemi Covid-19 memerlukan sosok atau figur panglima perang yang siaga selama 24 jam. Sejauh ini, penanganan Covid-19 dinilai tidak maksimal.
Dalam sebuah diskusi, Faisal mengatakan 'panglima perang' dibutuhkan yang harus bekerja penuh dalam menangani Covid-19 atau bukan sekadar menjadi tugas pendamping.
Dia pun mencontohkan penanganan dampak tsunami di Aceh dan Nias yang sukses dilakukan oleh Mantan Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi, Kuntoro Mangkusubroto.
"Mungkin bukan Pak Kuntoro-nya, tapi kualifikasi seperti dia yang full time, 24 jam kerja dan itu dipuji secara internasional karena berhasil menanganinya," katanya dalam 'Webinar Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikkan Ekonomi', Minggu (20/9/2020).
Di sisi lain, regulasi setingkat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang terkait penanganan Covid-19 menjadi penyebab upaya penanggulangan pandemi tersendat.
Faisal menyebut saat ini hanya ada Perppu yang menangani anggaran negara dan sektor keuangan. Oleh karena itu, wajar jika Presiden Joko Widodo membentuk tim khusus yang berbeda dengan tugas tertentu.
Baca Juga
"Jadi wajar kalau hampir setiap minggu Pak Jokowi mengumumkan tim baru seperti tim percepatan vaksin, tim penanganan delapan provinsi dengan kasus tinggi dan lain-lain," katanya
Adapun, dalam beberapa hari terakhir, pemerintah diketahui membentuk beberapa tim khusus untuk fokus menangani sejumlah daerah yang masuk dalam zona merah.
Terakhir, Menteri Kesehatan Terawan mengirim sebuah tim menemui Wali Kota Bogor Bima Arya untuk mengetahui penanganan Covid-19 di kota zona merah itu.
Tim itu dipimpin Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan Kuwat Sri Hudoyo. Kuwat mengaku ditugaskan Menkes Terawan untuk memonitor sembilan provinsi yang penyebaran Covid-19 nya cenderung meningkat, termasuk ke Kota Bogor, mewakili Provinsi Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel