Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Israel menyepakati penerapan lockdown ketat selama 2 pekan untuk mencegah gelombang kedua penyebaran Covid-19.
Kesepakatan ini dicapai berdasarkan rapat yang dihadiri seluruh jajaran kabinet pada Kamis (10/9/2020) malam waktu setempat.
Meski demikian, belum diputuskan kapan lockdown mulai diberlakukan. Pemerintah masih akan melakukan pembahasan tahap akhir pada akhir pekan ini untuk menetapkan regulasi secara utuh.
Menurut laporan Bloomberg, setelah 2 pekan lockdown berlalu pemerintah kemungkinan besar masih akan membatasi aktivitas produktif di beberapa sektor rawan.
Manuver lockdown kedua sebenarnya bukan kejutan. Sejak pekan lalu, media lokal banyak memberitakan potensi tersebut mengingat masih tingginya angka kasus harian yang dicatatkan Israel.
Pada Kamis (10/9) jumlah kasus positif bertambah 3.259. Catatan tersebut membuat kasus keseluruhan di Israel menembus angka 147 ribu, dengan 112 ribu orang di antaranya telah dinyatakan sembuh sementara korban meninggal berjumlah 1.077 jiwa.
Baca Juga
Bila tidak diberlakukan lockdown, pemerintah khawatir pukulan terhadap ekonomi Israel bakal semakin parah. Saat ini, menurut hitung-hitungan badan statistik setempat, hampir 1/5 dari keseluruhan tenaga kerja di dalam negeri terkena PHK dan dirumahkan.
Bila catatan itu tak kunjung membaik, Kementerian Keuangan Israel memperkirakan negara akan mengalami kerugian ekonomi 15 miliar shekel, atau setara dengan US$ 4,4 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel