Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Melonjak, Korea Selatan Kekurangan Ranjang Rumah Sakit

Per Jumat malam, rumah sakit di Ibu Kota Seoul dilaporkan hanya mempunyai ketersediaan ranjang pasien sebanyak 4,5 persen untuk kasus Covid-19 kritis. Angka itu turun dari 22 persen pada sepekan sebelumnya.
Polisi militer Angkatan Darat AS berpatroli di jalan di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (9/5/2020) malam, ketika gelombang kedua infeksi virus corona berpotensi muncul, terkait dengan aktivitas kelab malam malam./Bloomberg
Polisi militer Angkatan Darat AS berpatroli di jalan di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (9/5/2020) malam, ketika gelombang kedua infeksi virus corona berpotensi muncul, terkait dengan aktivitas kelab malam malam./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Korea Selatan, negara tersebut melaporkan kekurangan ranjang pasien untuk menampung pasien yang terinfeksi virus tersebut. 

Berdasarkan data otoritas kesehatan Korea Selatan, jumlah kasus positif Covid-19 di negara tersebut bertambah 308 kasus per Jumat (28/8/2020) tengah malam. Adapun, rumah sakit di Ibu Kota Seoul hanya mempunyai ketersediaan ranjang pasien sebanyak 4,5 persen untuk kasus Covid-19 kritis. Angka itu turun dari 22 persen pada sepekan sebelumnya.

Sementara itu, ranjang yang sudah ditinggalkan pasien semua kondisi Covid-19 tercatat 24 persen, turun dari 37 persen.

“Hanya sekitar 15 ranjang pasien tersedia saat ini di area Seoul untuk pasien dalam kondisi kritis, karena saat itu banyak sekali pasien dalam kondisi serius dan membutuhkan perawatan di rumah sakit,” kata Direktur Jenderal Kebijakan Kesehatan Publik Kementerian Kesehatan Yoon Tae-ho.

“Namun harusnya kita bisa mendapat ketersediaan ruangan tambahan lagi karena beberapa pasien segera pulang,” ujar Yoon menambahkan.

Hingga Sabtu (29/8/20202), total kasus Covid-19 di Korea Selatan tercatat sebanyak 19.400 kasus, termasuk 321 pasien yang meninggal dunia.

Negara itu pertama kali mengalami lonjakan kasus lebih awal ketika pandemi menyebar dari Wuhan, China, awal tahun ini.

Wabah sempat terkendali namun pada Agustus kembali terjadi lonjakan kasus setelah muncul klaster penularan baru dari gereja yang menyebar ke aksi unjuk rasa politik di Seoul, yang diikuti oleh puluhan ribu orang dari seluruh negeri.

Pada Jumat (28/8/2020), Pemerintah Korea Selatan mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakni membatasi jam operasi restoran di wilayah ibu kota, seiring dengan virus yang terus menyebar di lingkungan gereja, kantor, panti wreda, dan fasilitas medis.

Aturan itu mulai berlaku Minggu (30/8) hingga sepekan ke depan, dengan larangan makan di restoran, pub, toko roti di atas pukul 21.00. Sementara itu, kedai-kedai kopi -yang beberapa diidentifikasi sebagai tempat penularan- dibatasi hanya untuk pesanan dibawa pulang dan layanan pengiriman.

Sedangkan gereja, kelab malam, pusat kebugaran, dan sebagian besar sekolah di Seoul telah ditutup, dan masker wajib dikenakan di tempat publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara, Reuters,
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper