Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar berharap perempuan tidak lagi menjadi korban dari tindak pidana korupsi. Menurut Lili, peran perempuan melawan korupsi tidak main-main.
Hal tersebut disampaikannya saat diskusi daring "Perempuan, Korupsi, dan Kesetaraan Gender" yang disiarkan melalui kanal Youtube KPK, Kamis (27/8/2020).
"Saya sangat berharap perempuan melakukan tindakan ini juga karena punya kesadaran dan kita yakin masih banyak perempuan-perempuan yang menjadi korban korupsi," kata Lili.
Menurut Lili, seluruh perempuan harus berjuang bersama-sama untuk melepaskan diri dari jerat kemiskinan dan kebodohan.
"Jerat yang membuat dia bisa menjadi miskin, bodoh, dan kemudian membuat perempuan mampu mengakses fasilitas kesehatan dengan baik dan akses lain yang juga bisa mempengaruhi perbaikan kualitas hidupnya sebagai perempuan dan tentu kebaikan bagi keluarganya," ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya saat masih bekerja di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dia mengungkapkan kasus di mana perempuan menjadi korban korupsi.
Baca Juga
"Misalnya, perempuan itu punya kesadaran mengungkap apa yang ia ketahui apa yang dilakukan oleh atasannya, oleh perintah atasannya," ujarnya.
Namun, dalam beberapa kasus, dia menyatakan justru perempuan tersebut mendapat halangan dari keluarganya sendiri.
"Tetapi kemudian ada atau bahkan terjadi beberapa kasus justru mendapat penghalangan dari pasangan dari keluarga dari anak dari mertua dari semua keluarganya dan kemudian halangan itu bisa berdampak buruk bagi yang bersangkutan," ungkapnya.
Hal itu, imbuhnya, dapat berdampak terhadap perempuan. Misalnya, dalam beberapa kasus, perempuan tersebut sampai diberhentikan dari pekerjaannya bahkan diceraikan oleh suaminya.
"Sebagian atau ada beberapa kasus itu malah menjadi perpisahan dan kemudian akhirnya dia mengalami musibah bertubi-tubi di mana kemudian dia diberhentikan atau dia dimutasikan, dia diceraikan, dan kemudian dia tidak punya tempat tinggal dan tidak punya kehidupan ekonomi yang baik," tuturnya.
Dia pun menegaskan KPK memandang perempuan memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong adanya perubahan.
"Sebagaimana tentu kita ketahui, pendidikan karakter ini tentu dimulai dari keluarga di lingkungan terkecil dan kemudian di sini lah perempuan, peran ibu itu menjadi sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai tersebut," ujar Lili.
Selain itu, kata dia, KPK sebelumnya juga telah menginisiasi program Saya Perempuan Antikorupsi atau SPAK untuk memberikan kesadaran antikorupsi yang dimulai dari lingkungan keluarga.
"Kemudian telah banyak melahirkan agen-agen SPAK di seluruh Indonesia untuk menggerakkan memberikan kesadaran dengan sikap antikorupsi dimulai dari lingkungan keluarganya di tenpat tinggalnya hingga kemudian di mana lingkungan perempuan-perempuan itu beraktivitas," ungkapnya.