Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diplomat Sebut Seruan Investigasi Corona Tidak Adil bagi China

Seorang diplomat China mengatakan seruan Australia untuk mengadakan penelitian Covid-19 merupakan upaya pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison untuk membantu Amerika Serikat menyerang Beijing.
Warga memakai masker pelindung menyusul penyebaran penyakit  Covid-19 di Apple Store saat penjualan iPhone SE baru dimulai, di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Jumat (24/4/2020)./Antara
Warga memakai masker pelindung menyusul penyebaran penyakit Covid-19 di Apple Store saat penjualan iPhone SE baru dimulai, di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Jumat (24/4/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - China merasa diasingkan secara tidak adil oleh dorongan Australia untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.

Seorang diplomat China di Australia mengatakan seruan itu merupakan upaya pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison untuk membantu Amerika Serikat menyerang Beijing.

Dalam pidatonya kepada wartawan di Canberra, Wakil Kepala Misi China untuk Australia, Wang Xining, mencatat Covid-19 pertama kali diidentifikasi di negaranya tetapi para ilmuwan masih harus melaporkan temuan tentang asalnya.

"Kami diasingkan. Menurut kami itu tidak adil," katanya dilansir Bloomberg, Rabu (26/8/2020).

Dia tidak memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan tentang apakah sanksi perdagangan Beijing atas ekspor daging sapi dan jelai adalah pembalasan atas seruan Morrison untuk penyelidikan virus Covid-19.

"Sengketa perdagangan akan ditangani melalui konsultasi diplomatik dan perdagangan,” kata Wang.

Dia menambahkan bahwa aliansi Australia dengan AS bukanlah masalahnya, melainkan menggunakan kekuatan aliansi untuk menjatuhkan dan menekan China, seperti yang dilakukan beberapa politisi Negeri Paman Sam.

Hubungan antara kedua mitra dagang semakin tegang bahkan sebelum Morrison menggaungkan seruan tentang penyelidikan virus. Australia juga melarang Huawei Technologies Co. berpartisipasi dalam jaringan 5G-nya dan mengesahkan undang-undang untuk membendung campur tangan asing yang dipandang sebagai tanggapan atas pengaruh China yang semakin besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper