Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Otoritas Gaza Umumkan Lockdown Selama 48 Jam

Sebelum kasus ini, Gaza, yang berpenduduk dua juta orang Palestina, belum melaporkan satu pun kasus di luar pusat-pusat karantina.
Ilustrasi-Proses penyemprotan disinfektan di jalan di Kota Gaza, Palestina, pada Minggu (22/3/2020) untuk membasmi virus corona./Antara/Xinhua
Ilustrasi-Proses penyemprotan disinfektan di jalan di Kota Gaza, Palestina, pada Minggu (22/3/2020) untuk membasmi virus corona./Antara/Xinhua

Bisnis.com, GAZA - Penutupan wilayah dan jam malam diberlakukan di wilayah jalur Gaza menyusul terkonfirmasinya kasus Covid-19 di luar pusat karantina untuk pertama kalinya.

Otoritas Gaza mengumumkan penutupan wilayah, atau lockdown, selama 48 jam usai terkonfirmasi kasus Covid-19, Senin (24/8/2020), pada empat pasien di kamp pengungsi.

"Jam malam total akan diberlakukan mulai tengah malam dan di seluruh wilayah jalur Gaza," kata Salama Marouf, ketua kantor media pemerintah. Ia menambahkan bahwa kasus-kasus itu muncul di Gaza bagian tengah.

Dengan kabar yang menyebar, masyarakat Gaza banyak yang pergi ke toko dan pasar untuk membeli persediaan makanan dan barang kebersihan.

Kendaraan polisi juga berkeliling dan membuat pengumuman lewat pengeras suara, meminta warga mematuhi aturan jam malam.

Otoritas kesehatan Gaza menyebut bahwa keempat kasus diketahui usai seorang perempuan bepergian ke Tepi Barat, di mana ia teruji positif Covid-19.

Juru bicara otoritas kesehatan meminta siapa saja yang mengunjungi sebuah toko swalayan di luar sebuah rumah sakit di Gaza tengah untuk melakukan karantina mandiri dan segera melapor kepada tim medis.

Sebelum kasus ini, Gaza, yang berpenduduk dua juta orang Palestina, belum melaporkan satu pun kasus di luar pusat-pusat karantina.

Para pendatang harus menjalani karantina selama 21 hari di pusat karantina atas aturan yang dikeluarkan oleh Hamas.

Wilayah jalur sepanjang 40 kilometer yang diapit oleh Israel di utara dan timur serta Mesir di selatan itu dikuasai oleh kelompok Hamas. Baik Israel maupun Mesir menerapkan pembatasan pergerakan, yang mereka sebut dilakukan atas perhatian terhadap Hamas.

Karena itu, sebagian besar warga Gaza hanya mempunyai sedikit akses ke luar wilayahnya selama bertahun-tahun karena adanya blokade yang oleh banyak pihak dinilai ibarat penguncian wilayah secara permanen.

"Terjadinya kasus ini di tengah tantangan pada sistem kesehatan yang ada menjadi perhatian kami," kata dr. Ayadil Saparbekov, Kepala Tim Kedaruratan Kesehatan lokal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kami telah menambah dukungan kami sebelum hal ini muncul dengan menyediakan peralatan kesehatan dan alat pelindung diri serta alat uji laboratorium," tambah Ayadil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper