Bisnis.com, JAKARTA - Pembatasan operasional bisnis Huawei Technologies Co. yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat dinilai akan membebani ekonomi Korea Selatan.
Pasalnya, Korea Selatan mengandalkan eskpor chip ke China untuk mendorong pemulihan ekonomi dari pandemi virus Corona atau Covid-19.
Departemen Perdanganan Amerika Serikat mengatakan akan minggu ini pembatasan perusahan China akan semakin ketat dari akses ke chip yang tersedia secara komersial.
Pihaknya menambahkan bahkan perusahaan asing akan terpengaruh jika mereka menggunakan perangkat lunak dan perlengkapan desain buatan AS.
Baik Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc., dua eksportir terbesar Korea Selatan, menggunakan peralatan buatan AS sambil memperbesar pendapatan mereka dengan berdagang bersama Huawei dan perusahaan China lainnya.
Samsung memperoleh hampir 20 persen dari China terhadap pendapatannya pada kuartal terakhir, sementara Hynix menghasilkan hampir 40 persen.
Baca Juga
"Pembatasan pada Huawei dapat menyebabkan ekspor teknologi ke China lebih kecil.Ekspor Korea Selatan mungkin tidak akan pernah sama dengan penurunan permintaan chip dari China,” kata Kim Yang-paeng, analis di Institut Korea untuk Ekonomi Industri dan Perdagangan di Sejong, Korea Selatan seperti dikutip Bloomberg, Rabu (19/8/2020)
Asosiasi Perdagangan Internasional Korea mencatat China adalah mitra dagang terbesar Korea Selatan, dan teknologi chip adalah kategori ekspor tunggal terbesar negara Ginseng tersebut. Adapun tahun lalu ekspor tersebut bernilai US$ 94 miliar tahun lalu, atau 17 persen dari total ekspor.
ZDNet Korea melaporkan Huawei telah meningkat sebagai pembeli utama chip Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir karena memperluas jajaran perangkatnya dari smartphone ke jaringan nirkabel. Perusahaan diperkirakan akan membeli lebih dari US$10 miliar dari Korea Selatan pada 2019.
Penurunan Huawei mungkin masih menjadi keuntungan bagi beberapa sektor di Korea Selatan seperti smartphone, sebuah industri di mana Samsung bersaing dengan perusahaan China untuk memperebutkan posisi teratas secara global. Namun, saingan China lainnya dapat menggantikan Huawei, berpotensi membatasi keuntungan bagi Korea Selatan dari AS.
"Huawei akan dalam kondisi yang buruk.Tetapi jika sebagian besar harus menghentikan operasi, ada pembuat telepon China lainnya yang dapat mengikis posisi kompetitif perusahaan Korea," kata Dan Wang, analis teknologi di Gavekal Dragonomics.