Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUI Minta Pemerintah Bekerja Sistematis dalam Penanganan Corona

MUI meminta pemerintah bekerja lebih sistematis, terencana dan terprogram dalam menangani wabah Corona sehingga jumlah korban tidak semakin bertambah.
Situasi pendaftaran untuk tes usap massal para pedagang ikan hias di lokasi binaan UMKM JP 23 Kecamatan Sawah Besar, Rabu (22/7/2020)./Antara
Situasi pendaftaran untuk tes usap massal para pedagang ikan hias di lokasi binaan UMKM JP 23 Kecamatan Sawah Besar, Rabu (22/7/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah Indonesia bekerja lebih sistematis dalam menangani pandemi Covid-19 seiring peringatan Tahun Baru Islam pada 1 Muharram atau Kamis (20/9/2020).

Wakil Ketua MUI sekaligus Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa`adi mengatakan bahwa pemerintah diminta bekerja lebih sistematis, terencana dan terprogram dalam menangani wabah Corona.

Langkah tersebut diperlukan agar jumlah korban tidak semakin bertambah. Upaya ini juga diharapkan agar penanganan masyarakat terdampak dapat sgeera diselamatkan, sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal.

“Mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya para tokoh bangsa untuk lebih mengedepankan sikap kenegarawanan, mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan,” kata Zainut melalui keterangan resmi, Rabu (19/8/2020).

Dia mengatakan pada musim pandemi wabah Covid-19 saat ini, MUI mengajak semua pihak untuk bersatu padu, bahu membahu, dan bekerja sama mengatasi musibah pandemi virus Corona.

“Membangun persaudaraan sejati, menciptakan kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan," ujarnya.

Zainut juga mengimbau elit bangsa untuk menahan diri dalam mengekspresikan hak konstitusionalnya. Termasuk dalam menyampaikan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas dan penuh dengan kecurigaan.

Perbedaan pendapat, imbuhnya, tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Pasalnya, hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan.

"Agar perbedaan pendapat sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper