Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan tengah menyiapkan cadangan pangan melalui komoditas strategis termasuk singkong. Langkah ini untuk menciptakan ketahanan pangan dalam negeri.
Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa negara yang memiliki ketahanan pangan kuat akan disegani secara global karena mampu berdikari memenuhi konsumsi masyarakatnya.
‘Kita [Indonesia] akan mengarah kesana salah satunya dengan menyiapkan cadangan pangan melalui komoditi strategis salah satunya singkong," katanya melalui keterangan resmi, Kamis (13/8/2020).
Menurutnya berbagai sektor dalam kehidupan bisa terdampak jika singkong dikembangkan sebagai salah satu cadangan pangan strategis.
Misalnya, pada sektor pangan dan kesehatan lanjutnya terjadi penambahan waktu tenggat cadangan pangan strategis selama 120 hari atau setara dengan 10 juta ton PATI atau karbohidrat per tahun.
Kemudian dampak di bidang ekonomi dan sosial terjadi peningkatan cadangan devisa negara melalui pengurangan impor sebesar Rp26 triliun. Penyediaan lapangan kerja untuk 76.000 orang sebagai Komponen Cadangan.
Baca Juga
Ada juga dampak bagi perkembangan ilmu dan teknologi. Adapun, persentase muatan lokal dari teknologi yang digunakan meningkat. Peningkatan produktivitas PATI dilakukan melalui bioteknologi tanaman singkong.
Penggunaan PATI singkong atau tapioka sebagai sumber bahan kimia dan mineral juga meningkat. Pengembangan konsep Biorefinery yang tepat untuk katanya dapat digunakan untuk setiap proses.
Terakhir, cadangan singkong terhadap lingkungan juga berdampak pada lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial dan ekonomi masyarakat.
"Semua dampak positif itu bisa kita raih jika mampu memproduksi sekitar 40 juta ton singkong setiap tahun. Nilai produksi itu akan setara dengan 10 juta karbohidrat yang senilai Rp62 triliun.”
“Belum lagi dihitung nilai produk turunannya. Makanya tadi saya bilang jika kita kembangkan cadangan pangan startegis ini akan menimbulkan efek gentar secara geostrategis bagi negara," ujarnya.