Bisnis.com, JAKARTA - Raja media Hong Kong, Jimmy Lai yang juga pemilik Apple Daily akhirnya dibebaskan tadi subuh dengan jaminan setelah dia ditangkap sebagai bagian dari tindakan keras di bawah undang-undang keamanan nasional baru yang diberlakukan oleh Beijing.
Lai disambut oleh para pendukung yang meneriakkan "berjuang sampai akhir" dan "dukung Apel, nikmati Apel", mengacu pada tabloid pro-demokrasi miliknya. Akan tetapi dia tidak memberikan komentar apapun setelah dibebaskan.
Pengeritik keras aturan Partai Komunis itu ditangkap Senin (10/8/2020), karena dicurigai berkolusi dengan pasukan asing ketika sekitar 200 petugas menggerebek kantor media miliknya dan membawa 25 kotak kardus.
Para jurnalis di surat kabar tersebut menayangkan di Facebook rekaman dramatis penggerebekan tersebut.
Secara keseluruhan, 10 orang ditangkap pada Senin (10/8/2020) seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (12/8/2020). Aparat keamanan juga mengincar tokoh-tokoh oposisi pro-demokrasi di wilayah semi-otonom itu. Tindakan itu menuai kecaman internasional dan meningkatkan kekhawatiran bahwa Beijing mencabut kebebasan yang dijanjikan di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang telah ditetapkan.
Undang-undang keamanan yang diberlakukan pada 30 Juni, menghukum apa pun yang dianggap Beijing sebagai tindakan pemisahan diri, subversi, "terorisme" atau kolusi dengan pasukan asing. Pelakunya diancam hukuman penjara seumur hidup.
Baca Juga
Sementara itu, Pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing dan otoritas China, menyatakan undang-undang tersebut diperlukan untuk memulihkan ketertiban setelah berbulan-bulan terjadi aksi protes anti-pemerintah dan pro-demokrasi yang disertai kekerasan tahun lalu.
Pembebasan Lai dilakukan setelah kedua putranya dan aktivis Agnes Chow juga dibebaskan pada Selasa malam.
Setelah dibebaskan, Chow, yang menjadi tokoh penting dalam apa yang disebut Gerakan Payung 2014, menyebut penangkapannya sebagai "penganiayaan politik dan penindasan politik", menurut harian South China Morning Post.