Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengakuan Trump Soal Hubungannya dengan Xi Jinping Sebelum dan Setelah Corona

Trump menyatakan sebelum masa pandemi, hubungannya dengan Xi Jinping relatif baik akan tetapi semakin memburuk setelah pandemi Covid-19. Dia juga menuturkan bahwa dia sudah lama tidak berbicara dengan mitranya itu.
 Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n
Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun tensi hubungan antara Amerika Serikat dan China sudah mulai memanas sejak sebelum pandemi Covid-19 merebak, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa hubungannya dengan Presiden China Xi Jinping memburuk setelah pandemi. 

Trump menyatakan sebelum masa pandemi, hubungannya dengan Xi Jinping relatif baik akan tetapi semakin memburuk setelah pandemi Covid-19. Dia juga menuturkan bahwa dia sudah lama tidak berbicara dengan mitranya itu.

"Saya dulu memiliki hubungan yang sangat baik dengannya," kata Trump kepada Fox Sports Radio dalam sebuah wawancara, Selasa (11/8/2020), merujuk pada kesepakatan perdagangan Tahap Satu mereka tahun lalu.

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Xi. Saya menyukainya, tetapi saya tidak merasakan hal yang sama sekarang," ucap Trump.

Trump mengatakan perasaannya terhadap Xi Jinping berubah di tengah pandemi Covid-19. "Saya pasti merasa berbeda. Saya memiliki hubungan yang sangat, sangat baik, dan saya sudah lama tidak berbicara dengannya," ujar dia.

Trump, yang berusaha terpilih kembali dalam pemilu AS pada 3 November mendatang, menjadikan China sebagai bagian penting dari kampanye pilpresnya pada 2016 dan memuji hubungan persahabatannya dengan Xi selama sebagian besar masa jabatan pertamanya saat dia berusaha untuk memperbaiki keadaan melalui janji-janji kesepakatan perdagangan.

Namun, dia mengatakan bahwa dampak dari wabah COVID-19 lebih buruk daripada konflik perdagangan. Laporan pertama virus corona baru muncul dari China pada akhir 2019 dan sekarang telah menginfeksi lebih dari 20 juta orang dan menewaskan setidaknya 735.369 orang di seluruh dunia, termasuk sedikitnya 5,1 juta kasus dan 163.160 kematian di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara, Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper