Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fenomena Awan Hitam Mirip Gelombag Tsunami di Aceh karena Dinamika Atmosfer

Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.
Tangkapan layar yang terekam kamera warga diatas langit Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, saat terjadinya fenomena alam awan Arcus, Senin (10/8/2020) pagi. Fenomena alam ini hingga Senin malam turut menjadi perbincangan hangat masyarakat dan jagat media sosial karena bentuknya mirip gelombang tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004./Antara
Tangkapan layar yang terekam kamera warga diatas langit Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, saat terjadinya fenomena alam awan Arcus, Senin (10/8/2020) pagi. Fenomena alam ini hingga Senin malam turut menjadi perbincangan hangat masyarakat dan jagat media sosial karena bentuknya mirip gelombang tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan fenomena awan hitam memanjang yang terjadi di Meulaboh Provinsi Aceh pada Senin (10/8/2020) murni akibat dinamika atmosfer, bukan pertanda akan terjadi gempa bahkan tsunami.

"Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis," kata Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Secara ilmiah dalam dunia Meteorologi, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan Arcus.

Awan arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, tambah dia.

Awan Arcus memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang. Fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbusdan Cumulus.

Lebih lanjut dia mengatakan, fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembab sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.

Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan.

Fenomena awan Arcus dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.

Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk
dan dapat selalu mengupdate informasi cuaca dari BMKG.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper