Bisnis.com, JAKARTA – Pelabuhan Beirut di Lebanon diguncang ledakan besar setelah sebelumnya kebakaran dan muncul percikan-percikan cahaya. Dalam penyelidikan diketahui ada 2.750 ton amonium nitrat yang sudah disimpan selama enam tahun.
Mengutip perusahaan bahan kimia Australia CSBP, amonium nitrat merupakan salah satu zat berbahaya dan mudah meledak, jika terkontaminasi oleh bahan lain yang juga mudah terbakar. Selama pembakaran, oksidasi dari nitrogen yang ada dalam amonium nitrat bisa menimbukan zat beracun.
Amonium nitrat umumnya digunakan sebagai pupuk, campuran pembeku, atau bahan dalam bahan peledak, korek api, dan kembang api.
Amonium nitrat umumnya dijumpai dalam bentuk seperti garam atau bubuk putih yang tidak berbau.
PubChem National Chemical Library di Amerika Serikat juga mengatakan bahwa senyawa dengan rumus kimia NH4NO3 tersebut mudah larut dalam air, sehingga sering digunakan dalam pertanian sebagai pupuk dengan nitrogen tinggi.
Adapun, kegunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran bahan peledak yang digunakan dalam penambangan, penggalian, dan konstruksi sipil dengan mencampurkan amonium nitrat dengan bahan bakar atau ANFO (ammonium nitrate/fuel oil).
Baca Juga
Bahan peledak dengan komposisi ANFO tersebut kerap digunakan hingga 80 persen dari bahan peledak yang digunakan di Amerika Utara. Namun, saat ini sudah banyak negara yang secara bertahap menghentikan penggunaannya secara massal karena kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan.
Penyalahgunaan amonium nitrat juga pernah terjadi pada peristiwa terorisme dalam pemboman Sterling Hall di Madison, Wisconsin, pada 1970. Kemudian, pemboman Kota Oklahoma pada 1995, pemboman Delhi 2011, pemboman 2011 di Oslo, dan juga ledakan di Hyderabad pada 2013.
Hingga saat ini pemerintah Lebanon masih memastikan siapa yang bertanggung jawab pada ledakan yang terjadi Selasa (4/8/2020) tersebut. Pemerintah setempat belum mengetahui apakah ledakan tersebut murni kecelakaan atau serangan.
Sampai Selasa (4/8/2020) pukul 23.00 waktu setempat, dilaporkan 67 orang meninggal dan sekitar 3.600 orang luka-luka.