Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES 2024: Elektabilitas Ganjar Tertinggi, tapi Posisinya Paling Tak Aman

Berdasarkan riset Indikator Politik, elektabilitas Ganjar terus naik, Anies naik turun, dan Prabowo terus turun.
PRABOWO TERGUSUR. GANJAR DAN ANIES TERDEPAN UNTUK 2024
PRABOWO TERGUSUR. GANJAR DAN ANIES TERDEPAN UNTUK 2024

Bisnis.com, JAKARTA – Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto menempati urutan teratas elektabilitas untuk jadi calon presiden pada Pilpres 2024.  Apabila elektabilitas Prabowo kembali unggul, ahli hukum tata negara Refly Harun mengatakan Prabowo berpotensi menang pada 2024.

Berdasarkan riset Indikator Politik, elektabilitas Ganjar terus naik, Anies naik turun, dan Prabowo terus turun. Untuk elektabilitas Ganjar Pranowo pada Februari 2020 di posisi 9,1 persen, pada Mei 11,8 persen, dan Juli 16,2 persen.

Sementara itu, Anies Baswedan pada Februari 12,1 persen, Mei 10,4 persen, dan Juli 15 persen. Kemudian Prabowo Subianto menyusul pada Februari 22,2 persen, Mei 14,1 persen, dan Juli 13,5.

 Refly Harun mengatakan bahwa kalau saja elektabilitas Prabowo tetap nomor 1 sampai 2024, pasti dia akan maju mecalonkan diri lagi.

“Tapi kalau tidak, saya yakin dia akan meng-endorse tokoh nomor 1, karena terlalu capek kalau ikut pilpres terus dan kemungkinan menangnya tidak kuat. Kecuali ada kelompok besar yang meng-endorse dia, dan memastikan dia menang dengan cara apapun. Jangan sampai itu terjadi,” kata Refly melalui video di akun YouTube-nya, Rabu (29/7/2020).

Menurutnya, posisi Ganjar Pranowo justru paling tidak nyaman, karena maju atau tidaknya dia sebagai calon presiden nanti juga akan sangat bergantung dengan keputusan Pimpinan PDI-P Megawati Soekarnoputri.

“Kan kalau dia [Megawati] bilang tidak ya tidak, kalau Mega bilang iya, baru ada peluang. Kalau mau Mega bilang iya, rasanya dia harus menjadi nomor 1 dalam survei seperti Jokowi pada 2014 lalu,” ungkapnya.

Kalau tidak nomor 1, PDI-P mungkin akan menyorongkan Puan Maharani dan dipasangkan ke calon yang kuat.

“Jadi nasib Ganjar tergantung apakah dia nomor 1 atau tidak. Ganjar masih terlalu dini apakah dia berani ‘lompat pagar’ atau tidak. Kalau Ganjar lompat ke partai lain akan dengan senang hati diterima. Sangat mungkin kalau dia tidak punya peluang lagi, misalnya elektabilitas tinggi, tapi dia tidak dicalonkan, tapi ada yang mau mencalonkan sebagai wapres untuk dipasangkan. Sangat mungkin,” ujarnya.

Lalu kenapa Puan? Selain menjadi putrinya Megawati, saat ini di usia yang sangat muda dibanding dengan Megawati pada 2014, menurut Refly, setelah jadi ketua DPR dia akan punya ambisi.

“Paling realistis mungkin jadi wapres dipasangkan dengan presiden yang paling besar peluangnya,” lanjutnya.

Jadi, kalau Ganjar begitu populer, tidak menutup kemungkinan juga Ganjar akan berpasangan dengan Puan.

“Misalnya PDI-P bisa memastikan mengajak 1-2 partai sehingga tercapai suara 20 persen, mereka cukup dengan 1 koalisi partai, dan yakin dengan elektabilitas Ganjar, Puan bisa dipasangkan paksa jadi wapres,” simpulnya.

Hal ini akan mengulang ketika Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai wapres. Ma’ruf tak punya elektabilit tinggi, tapi dipilih karena menghindari ‘macan-macan’ baru kalau dijadikan wapres.

“Itulah politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada kepentingan yang abadi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper