Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumen Masih Waspada, China Kehilangan Momentum Pemulihan

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu kembali ke pertumbuhan pada kuartal kedua didorong hasil industri dan investasi. Sementara itu, pengeluaran konsumen belum kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Foto udara kbongkar muat kontainer di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Foto udara kbongkar muat kontainer di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi China kehilangan beberapa momentum kenaikan pada Juli karena permintaan yang menurun ketika ekonomi riil meredam dampak dari sentimen pasar yang lebih kuat.

Indikator keseluruhan untuk ekonomi pada Juli tidak berubah dari bulan lalu, setelah membaik pada Mei dan Juni. Perhitungan indikator telah direvisi dari bulan ini untuk memasukkan metrik pembelian mobil, penjualan real estat dan sektor bangunan.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu kembali ke pertumbuhan pada kuartal kedua didorong hasil industri dan investasi. Sementara itu, pengeluaran konsumen belum kembali ke tingkat sebelum pandemi. Lonjakan kasus baru dan banjir Sungai Yangtze sejauh ini memiliki dampak ekonomi langsung yang kecil.

Perusahaan-perusahaan kecil tumbuh lebih percaya diri pada Juli, dengan indeks keseluruhan dalam survei Standard Chartered Plc naik ke level terkuat sejak Januari.

"Kekhawatiran sekarang adalah bahwa momentum pemulihan di sisi pasokan dapat terseret ke bawah jika permintaan gagal meningkat," tulis ekonom Bloomberg David Qu dalam sebuah laporan, dilansir Rabu (29/7/2020).

Dia melanjutkan, ketegangan AS dan China baru-baru ini juga berisiko menciptakan hambatan ekonomi yang selanjutnya dapat meredam pemulihan dalam jangka panjang.

Indeks manajer pembelian yang akan dirilis Jumat pekan ini diperkirakan tidak akan berubah dari angka Juni.

Sementara itu, Standard Chartered mengungkapkan ekspor untuk perusahaan yang lebih kecil melanjutkan kenaikan. Kondisi ini menjadi angin segar  bagi banyak perusahaan yang telah terpukul keras pertama kali oleh perang dagang dan kemudian oleh pandemi.

Penjualan mobil, yang merupakan bagian besar dari pengeluaran konsumen, membaik daripada Juni tetapi masih datar sepanjang bulan ini. Deflasi pabrik akan terus menekan keuntungan, bahkan jika harga turun di bawah angka Mei dan Juni.

Pemerintah telah memprioritaskan investasi infrastruktur sebagai salah satu pendorong utama pemulihan ekonomi dan meningkatkan pinjaman untuk membayar berbagai proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper