Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susi Pudjiastuti: Dulu Nelayan Jual Lobster Dapat Rp70.000, Sekarang Bibit Cuma Rp7.000

Susi mengungkapkan pengembangbiakan lobster justru berdampak positif pada perekonomian nelayan kecil. Hal ini terjadi lantaran benih lobster tidak bisa diambil oleh kapal besar.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan pembukaan kembali keran ekspor benih lobster oleh Menteri KKP baru Edhy Prabowo justru merugikan nelayan.

Pasalnya, harga jual lobster yang sudah berkembang dan benih atau benur sangat jauh berbeda.

"Dulu ketika ekspor benih lobster dilarang, harganya Rp40.000-Rp70.000. Setelah dilegalkan, nelayan cuma dapat Rp7.000. Nanti ujungnya sama seperti beras, petani mau jual murah eh malah impor," kata Susi saat diskusi virtual yang digelar LPM PBNU Batsul Masail dengan tema "Telaah Kebijakan Ekspor Benih Lobster", Kamis (23/7/2020).

Susi mengungkapkan pengembangbiakan lobster justru berdampak positif pada perekonomian nelayan kecil. Hal ini terjadi lantaran benih lobster tidak bisa diambil oleh kapal besar.

Justru, lanjutnya, nelayan bisa menangkap lobster dengan peralatan paling sederhana, misalnya ban mobil dan piring plastik.

"Enggak perlu alat tangkap canggih, nelayan punya ban dalam mobil dan piring plastik bisa dapat [lobster]. Sehari dapat tiga lobster, mereka dapat beberapa ratus ribu. Ini [benih] diekspor langsung, mereka dapat apa?" tanya Susi.

Selain itu, dia menilai ekspor bibit juga akan merusak keberlangsungan (sustainability) dari ekosistem laut Indonesia.

"Lucu ya, masa di laut isinya cuma bibit lobster? Kan ada Emak lobster. Ya, Emak lobster ini yang ditangkap, jangan bibitnya!" ujar Susi saat diskusi virtual yang digelar LPM PBNU Batsul Masail dengan tema "Telaah Kebijakan Ekspor Benih Lobster", Kamis (23/7/2020).

Susi mengungkapkan lobster dewasa atau "Emak lobster" dapat menghasilkan jutaan anak-anak lobster hingga akhirnya menjadi siap untuk dijual dengan harga mahal.

Karena itu, dia menegaskan pemerintah seharusnya menetapkan kebijakan agar hanya lobster dewasa yang diambil dan dijual oleh nelayan.

"Anak-anaknya [bibit lobster] kita jaga supaya tumbuh dan menjaga keberlansgungan ekosistem laut," imbuhnya.

Susi secara tegas menentang disahkannya kembali izin penangkapan, budidaya, hingga ekspor benih lobster oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Kepada peserta diskusi, dia menguak informasi bahwa hanya beberapa negara yang memiliki jenis lobster premium (spiny lobster) di dunia, yaitu Indonesia, Australia, Filipina, Sri Lanka, hingga Maladewa.

Menurutnya, negara-negara tersebut tidak lagi memberikan izin bagi penjualan benih demi menjaga ekosistem lobster di lautan.

"Saya percaya laut ini renewable resources. Laut bukan tambang minyak yang lama-lama habis. Nature resources ini gak perlu orang asing, gak perlu kapal asing. Anak pesantren dikasih kail dapat 1 kilo lobster bisa beli 10 kilo beras. Kenapa harus ambil bibitnya?" ucap Susi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menerbitkan Peraturan Menteri KKP No 12/2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan di Wilayah Republik Indonesia yang diundangkan pada 5 Mei 2020.

Ketentuan itu memperbolehkan kembali proses ekspor benih bening lobster dan budidaya lobster yang sebelumnya dilarang oleh Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti. Kala itu, Susi menerbitkan Permen KKP No.56/2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Wilayah Republik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper