Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Corona Indonesia 88.214, Masyarakat Malah Pilih PSBB Dilonggarkan

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa saat ini makin banyak orang yang minta agar pembatasan sosial atau PSBB dilonggarkan agar bisa kembali bekerja dan produktif.
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Indonesia yang makin terpuruk akibat pandemi Covid-19, membuat preferensi masyarakat lebih mementingkan ekonomi dibanding kesehatan. Padahal, tambahan kasus baru Virus Corona terus naik.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa saat ini makin banyak orang yang minta agar pembatasan sosial atau PSBB dilonggarkan agar bisa kembali bekerja dan produktif.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, pada Mei 2020, responden yang minta kesehatan diprioritaskan sebanyak 60,7 persen, sedangkan pada Juli turun hanya 45 persen.

Sementara itu, pada Mei prioritas pada ekonomi 33,9 persen menjadi 47,9 pada Juli. Hal ini kemungkinan lantaran makin banyak orang yang kena PHK, pada awal belum ada efeknya.

Menurut Burhanuddin, perekonomian belum pernah mendapat dampak terhadap ekonomi sedalam pandemi Covid-19 ini sebelumnya.

“Relaksasi pembatasan juga lebih tinggi yang tidak setuju pada Mei, dan turun tajam pada Juli. Sekarang masyarakat bergeser fokusnya, bukan untuk menghindari Covid-19, tapi bagaimana bisa kembali bekerja,” kata Burhanuddin, Selasa (21/7/2020).

Adapun, dengan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, kebutuhan akan bantuan langsung tunai kepada masyarakat makin tinggi.

Burhanuddin menyebut bahwa responden yang meminta relokasi anggaran menjadi sembako dari 36,3 persen pada Mei menjadi 21,8 persen pada Juli. Sementara untuk bantuan tunai pada Mei hanya 18,5 persen naik menjadi 27,3 persen pada Juli.

“Tapi penyaluran bantuan sosial sudah semakin baik dan sesuai target. Harapannya bisa tetap membantu bagi masyarakat yang makin banyak yang kesulitan saat ini,” kata dia.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada Mei 46,8 persen penyalurannya tak sesuai target.

Adapun pada Juli yang tepat sasaran sudah 41 persen. Adapun, kinerja pemerintah yang memuaskan ada peningkatan 4-5 persen dari periode sebelumnya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.693 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 88.214 kasus. 

Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh bertambah 1.576 orang, sehingga totalnya menjadi 46.977 orang. Di sisi lain, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 96 orang, menjadi 4.239 orang.

"Perlu disadari dari hari ke hari kasus masih terus bertambah. Ini menjadi gambaran bahwa masih ada kasus penularan di tengah masyarakat," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Senin (20/7/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper