Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wujudkan Indonesia Bebas TB 2030, Presiden Jokowi Perintahkan Tiga Hal

Presiden meminta agar penanganan penyakit TB bisa meniru model penanganan Covid-19 yaitu dengan melakukan pelacakan yang agresif.
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020)./Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga hal penting dalam penanganan penyakit tuberkulosis (TB) yang perlu dilakukan guna mencapai target Indonesia bebas TB pada 2030.

“Kita memiliki target pengurangan tuberkulosis. Pada tahun 2030 menuju ke bebas tuberkulosis dan untuk mencapainya saya minta diperhatikan beberapa hal,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan eliminasi TB di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Pertama, adalah melakukan pelacakan secara agresif. Presiden meminta jajarannya untuk meniru model penanganan Covid-19.

Saat ini, berdasarkan data Presiden, 845.000 penduduk menderita TB dan hanya 562.000 di antaranya yang telah ternotifikasi. Dengan demikian yang belum terlaporkan lebih kurang 33 persen.

Kemudian, Presiden Jokowi meminta layanan diagnostik maupun pengobatan TB harus tetap berlangsung. Setiap pasien harus diobati hingga sembuh dan bila membutuhkan aturan tambahan, segera diterbitkan.

“Seperti yang kita kerjakan pada Covid-19 ini saya kira kita copy untuk TBC yang jelas juga menjadi concern kita untuk menyelesaikan,” ujarnya.

Terakhir, Presiden meminta upaya pencegahan TB dilakukan di lintas sektor kementerian. Dalam hal ini dia meminta Kementerian PUPR ikut turun tangan, terutama untuk tempat tinggal di pemukiman padat yang lembab dan kurang ventilasi udara.

“Kepadatan lingkungan ini betul-betul sangat berpengaruh terhadap penularan antar individu sehingga ini bukan hanya di Kementerian Kesehatan, di Kementerian Sosial tapi juga Kementerian PUPR juga harus dilibatkan,” ungkapnya.

Adapun, seperti diberitakan sebelumnya Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Wiendra Waworuntu mengatakan angka kematian akibat penyakit TB di Indonesia mencapai 13.000 orang per jam. Padahal, TB sudah ada obatnya dan gratis di pusat layanan kesehatan.

“Obat TB itu sudah cukup, tersedia di semua layanan, ada di 10.000 puskesmas, di rumah sakit juga tersedia. Obatnya ada, mungkin karena akses orang sulit berobat dan banyak TB resisten,” ujar Wiendra, Selasa (7/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper