Bisnis.com, JAKARTA – Sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal pada pagi ini, Minggu (19/7/2020). Penyair yang meninggal pada usia ke-80 tahun itu diketahui memiliki riwayat sakit yang sudah lama.
Eka Budianta, penyair yang juga kolega Sapardi Djoko Damono di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, menyampaikan bahwa dari dulu almarhum sering keluar-masuk ke rumah sakit.
“Dari dulu [Sapardi] langganan masuk rumah sakit. Biasanya di RS Fatmawati atau RS pemerintah lain karena gara-gara Covid-19 pindah. Baru tahun ini di RS Eka Hospital,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, pagi ini.
Dia menyampaikan pada 4 bulan lalu Sapardi masuk RS, pada Maret menjelang ulang tahunnya. Menurutnya, pada waktu itu adalah hari terberat bagi Sapardi karena putra laki-lakinya meninggal dunia lebih dulu.
Eka tidak mengetahui pasti sakitnya. Namun, menurutnya, ada riwayat lemah jantung dan berbagai penyakit lainnya yang diderita oleh Sapardi.
“Ya maklum sudah sepuh [tua], umurnya sudah 80 tahun. Penyair rata-rata enggak sampai setua beliau. Rendra saja sekitar 72 apa 74 tahun. Memang beliau ada lemah jantung juga. Berulang kali masuk RS. Badannya memang lemah,” tuturnya.
Baca Juga
Karena cukup lama dirawat di RS, menurut Eka, kalangan penyair atau seniman sempat melakukan patungan untuk mengumpulkan dana guna membantu biaya rumah sakit.
“Dari kalangan makasiswa juga ikut membantu. Tapi anehnya sumbangan itu dijadikan hadiah untuk kita semua,” tuturnya.
Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Berarti pujangga berkebangsaan Indonesia ini berpulang pada usia 80 tahun.
Sastrawan yang juga biasa disebut SDD ini dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana tetapi penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.