Bisnis.com, BUENOS AIRES – Argentina terus mengalami masalah besar untuk menanggulangi penyebaran virus corona jenis Covid-19 ketika pada Senin (13/7/2020) kasus positif mencapai lebih dari 100.000 meski karantina ketat diterapkan di ibu kota Buenos Aires dan sekitarnya.
Kementerian kesehatan negara Amerika Selatan itu mengatakan 2.657 kasus baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir sampai Senin sehingga total kasus Covid-19 menjadi 100.166.
Argentina memberlakukan karantina ketat pada pertengahan Maret untuk menghentikan pandemi. Aturan pembatasan sosial di Argentina sedikit dilonggarkan pada Mei, tetapi kemudian kembali diberlakukan pada akhir Juni untuk Buenos Aires dan sekitarnya karena kasus positif melonjak.
Korban jiwa di Argentina akibat Covid-19 mencapai 1.845, jauh lebih rendah daripada kematian Covid-19 di negara tetangganya Brasil yang mencapai 71.469 dan 11.682 di Peru.
Namun, jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi meningkat menjadi empat digit setiap hari pada awal Juni dan selama 4 hari terakhir telah mencapai setidaknya 3.000 per hari.
Wakil Menteri Kesehatan Argentina Carla Vizzotti mengatakan lockdown akan tetap dipertahankan di tengah keadaan rumah sakit terus terisi.
Baca Juga
"Yang ingin kami lakukan adalah mengurangi penularan virus dan mengupayakan lebih banyak waktu agar layanan kesehatan dapat merespons," kata Vizzotti.
Mauro Grossman, dokter perawatan intensif di Rumah Sakit Ezeiza di Buenos Aires, meyakini bahwa puncak pandemi Covid-19 di Argentina sudah dekat.
"Kami percaya puncak kasus Covid-19 ini akan melonjak dan tidak menurun untuk sementara waktu. Itu yang paling berbahaya, berada di puncak untuk waktu lama, itulah yang akan membuat tempat tidur rumah sakit dan tempat perawatan intensif cepat terisi," ujar Grossman.
Pandemi Covid-19 juga telah memukul ekonomi Argentina dengan keras, padahal sebelum pandemi pun, negara itu sudah memasuki tahun ketiga resesi dan berusaha merestrukturisasi utangnya senilai US$65 miliar (Rp946,4 triliun).