Bisnis.com, JAKARTA - United Airlines menyatakan bisa merumahkan sebanyak 36.000 pekerja karena terdampak pandemi virus Corona atau Covid-19.
Jumlah tersebut hampir setengah dari total tenaga kerja yang dimiliki perusahaan maskapai yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.
"Sepanjang krisis ini, kami jujur dan langsung mengukur jumlah tenaga kerja kami agar sesuai dengan permintaan perjalanan," ungkap United Airlines dalam sebuah pernyataan dilansir BBC, Kamis (9/7/2020)
Pihak maskapai juga memperkirakan kapasitas untuk bulan Juli sendiri turun 75 persen dibandingkan Juli tahun lalu.
Perusahaan juga mengatakan bahwa tidak semua orang yang menerima surat peringatan pasti akan dirumahkan. Jumlah akhir tergantung pada kondisi perdagangan apakah dapat membaik. Beberapa pekerja akan menerima tawaran redundansi dan cuti sementara.
"Tujuan utama kami selama krisis ini adalah untuk memastikan United, dan pekerjaan ada ketika pelanggan terbang lagi," kata United Airlines dalam sebuah pernyataan ditujukan kepada karyawan.
Baca Juga
Menanggapi pengumuman tersebut, Perhimpunan Pramugari Penerbangan-CWA mengatakan angka-angka yang diproyeksikan United Airlines adalah pukulan berat. Kendati begitu, menurutnya, hal tersebut adalah penilaian paling jujur melihat keadaan industri saat ini.
Pemerintah AS telah menawarkan U$50 miliar atau 40 miliar poundsterling untuk mendukung industri penerbangan yang telah setuju untuk tidak memberhentikan staf atau memotong gaji hingga 30 September. United Airlines menerima U$5 miliar dari dana itu dan tidak akan melakukan pengurangan hingga 1 Oktober.