Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilmuan Identifikasi Jenis Flu Baru di China, Berpotesi Jadi Pandemi seperti Corona

Jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.
Warga mengantre lokasi sementara pengambilan sampel Covid-19 di Distrik Fengtai, Beijing, ibu kota China pada Senin 15 Juni 2020./Antara-Xinhua (Ren Chao)
Warga mengantre lokasi sementara pengambilan sampel Covid-19 di Distrik Fengtai, Beijing, ibu kota China pada Senin 15 Juni 2020./Antara-Xinhua (Ren Chao)

Bisnis.com, JAKARTA - Ilmuan telah mengientifikasi jenis flu baru di China, dimana flu itu disebut berpotensi menjadi pandemi.

Baru-baru flu tersebut muncul dan dibawa oleh babi. Flu tersebut dapat menginfeksi manusia.Para peneliti khawatir bahwa itu dapat bermutasi lebih lanjut sehingga dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang, dan memicu wabah global.

Para ilmuwan menuliskan temuan tersebut dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences yang dapat menjadi pedoman untuk mengendalikan virus pada babi, dan pemantauan ketat terhadap pekerja industri babi.

Pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia adalah wabah flu babi tahun 2009 yang dimulai di Meksiko, tidak begitu mematikan daripada yang ditakutkan pada awalnya, sebagian besar karena banyak orang yang lebih tua memiliki kekebalan tubuh cukup baik.

Virus itu disebut A / H1N1pdm09, sekarang dilindungi oleh vaksin flu tahunan untuk memastikan orang terlindungi.Jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.

Kendati begitu sejauh ini, flu itu tidak menimbulkan ancaman besar, tetapi Profesor Kin-Chow Chang dan rekan telah mempelajarinya dan flu tersebut tetap perlu diawasi.

Virus, yang oleh para peneliti disebut G4 EA H1N1, dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Mereka menemukan bukti infeksi baru-baru ini mulai pada orang yang bekerja di RPH dan industri babi di China.

Vaksin flu saat ini tampaknya tidak melindungi dari itu, meskipun mereka dapat diadaptasi untuk melakukannya jika diperlukan.

"Saat ini kita sedang teralihkan dengan virus corona. Tetapi kita tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya," kata
Prof Kin-Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris dikutip BBC.com Selasa (30/6/2020).

James Wood, kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge, mengatakan penelitian tersebut dapat menjadi pengingat yang bermanfaat.

"Bahwa kita terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen baru, dan hewan ternak yang memiliki kontak dengan manusia lebih besar diabndingkan satwa liar dapat bertindak sebagai sumber virus," kataya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper