Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebutkan, sebagai seorang pengambil kebijakan diperlukan keahlian khusus dalam menghadapi perubahan.
Keahlian yang dimaksudnya tersebut adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan baik. Dalam acara "Launching Think Policy Boot Camp", Minggu (28/6/2020), dia menggambarkan kebutuhan adaptasi oleh pengambil kebijakan melalui kisah kompetisi sailing boat pada 1983.
Menurutnya, Dalam final kompetisi sailing boat di Amerika Serikat pada 1983 terdapat pertandingan yang mempertemukan juara bertahan AS dan Australia.
Dia menuturkan, ketika tertinggal 37 detik di belakang kapal AS, Australia memutuskan untuk mengarahkan layarnya ke trek sebelah kiri. Sedangkan AS tetap di jalur yang sama dengan para kru dan keluarga sudah bersiap dengan perayaan di garis finish.
Namun, yang terjadi adalah kemenangan bagi Australia karena kondisi angin di trek sebelah kiri memungkinkan kapal melaju lebih cepat.
"Pesan moralnya adalah, kalau Anda leader, Anda juga harus jadi follower. Seandainya AS mengikuti gerak kapal Australia, dia akan mempertahankan jarak sehingga bisa selalu mengambil alih kemenangan," ujarnya, Minggu, (28/6/2020).
Baca Juga
Hal itu menurutnya perlu diketahui oleh kaum muda yang saat ini menjadi atau sedang menjejak tahap awal sebagai para pengambil kebijakan di berbagai tempat.
Sementara itu, Akademisi dan mantan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho mengatakan, melek kebijakan publik sudah menjadi tuntutan anak muda untuk menghadapi tantangan dan masalah dunia yang semakin kompleks ke depan. Menurutnya pandemi virus corona yang kini melanda dunia dapat dijadikan contoh.
Tantangan yang semakin beragam tersebut menurutnya tak bisa diatasi hanya oleh pemerintah saja. Dengan demikian, lanjutnya, peran kaum muda diperlukan untuk memahami seluk-beluk kebijakan publik sehingga dapat ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan yang melibatkan hajat hidup orang banyak.
"Ambil bagian, belajar, dan beri masukan. Pemerintah memang harus dikritik sekeras-kerasnya, tapi sisi yang lain, dia juga harus dibantu sekuat-kuatnya. Itu tugas kita bersama," kata Yanuar dalam acara yang sama.
Dia melanjutkan, semua yang melekat dan dikonsumsi oleh seorang warga negara merupakan hasil dari kebijakan publik. Hal itu yang membuat anak muda harus peduli dengan kebijakan publik.
Adapun Think Policy Bootcamp adalah rangkaian kelas yang diadakan dua kali dalam setahun, berfokus pada pengembangan keterampilan profesional muda untuk memecahkan masalah di sektor publik berdasarkan cara pandang analitis dan strategis. Inisiatif ini salah satunya dibentuk oleh ekonom lingkungan Bank Dunia, Andhyta F. Utami.