Bisnis.com, MEXICO CITY – Korban jiwa akibat infeksi virus corona baru Covid-19 di Amerika Latin diprediksi meroket menjadi 388.300 pada Oktober 2020.
Menurut para peneliti, korban jiwa Brasil dan Meksiko mencakup sekitar dua pertiga dari seluruh korban jiwa Covid-19 di Amerika Latin karena negara-negara lain di kawasan itu berupaya menahan penyebaran wabah mereka.
Amerika Latin telah menjadi zona merah global baru untuk pandemi Covid-19 yang menyebar dengan cepat karena kematian di kawasan itu melampaui 100.000 pada pekan ini, dan jumlah kasus Covid-19 telah naik tiga kali lipat dari 690.000 selama sebulan lalu menjadi 2 juta.
Tingkat kemiskinan yang tinggi dan sektor informal yang besar—yang berarti banyak pekerja tidak dapat melakukan karantina—dikombinasikan dengan kepadatan penduduk di kota-kota dan pelayanan kesehatan publik yang tidak memadai, terutama untuk masyarakat perdesaan yang terisolasi, telah melumpuhkan perjuangan negara-negara Amerika Latin untuk membendung penularan Covid-19.
Brasil diperkirakan bakal mencatat lebih dari 166.000 kematian akibat Covid-19 dan di Meksiko mencapai 88.000, demikian perkiraan dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) Universitas Washington Amerika Serikat yang dikutip Reuters dan dilaporkan Antara pada Kamis (25/6/2020).
Argentina, Chile, Kolombia, Ekuador, Guatemala, dan Peru diperkirakan bakal mencatat lebih dari 10.000 kematian di setiap negara, sedangkan 15 negara lainnya termasuk Paraguay, Uruguay, dan Belize masing-masing mencatat kurang dari 1.000 kematian akibat Covid-19.
Baca Juga
"Beberapa negara Amerika Latin menghadapi lonjakan kasus corona, sementara negara yang lain dapat membendung wabah infeksi corona secara efektif," kata Direktur IHME, Christopher Murray.
Peneliti IHME memperingatkan bahwa korban jiwa akibat Covid-19 bisa melonjak bahkan lebih tinggi dari perkiraan yang sudah suram jika aturan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial dilonggarkan.
Dalam skenario terburuk, menurut IHME, jumlah korban meninggal terkait dengan Covid-19 bisa meningkat menjadi 340.476 orang di Brasil dan 151.433 orang di Meksiko.
Para pemimpin Brasil dan Meksiko mendapat kritik keras karena tidak menganggap serius wabah virus Covid-19 dan mendorong untuk membuka kembali ekonomi mereka sebelum melakukan langkah ketat pencegahan penyebaran virus tersebut.
"Brasil berada pada titik kritis dan suram. Negara itu akan terus mencatat kenaikan kasus infeksi dan kematian Covid-19 yang tragis, kecuali pemerintah mengambil langkah berkelanjutan dan tegas untuk memperlambat penularan," kata Murray.
Saat Presiden Brasil Jair Bolsonaro terus menganggap remeh keseriusan krisis kesehatan akibat wabah virus corona baru, negara terbesar di Amerika Latin itu telah mencatat hampir 1,2 juta kasus dan 53.830 kematian akibat Covid-19.
Menurut IHME, rantai penularan Covid-19 di masyarakat dapat dipotong setengahnya bila orang-orang mengenakan masker saat keluar meninggalkan rumah mereka.
"Peningkatan pengujian dan penggunaan masker adalah alat penting dalam mengurangi korban pandemi ini di Meksiko, selain menjaga jarak untuk memastikan kesehatan," kata Rafael Lozano, Direktur Sistem Kesehatan di IHME.
Jika penggunaan masker naik menjadi 95 persen, menurut para peneliti, Brasil bisa hanya mencatat sedikitnya 147.431 kematian dan perkiraan jumlah kematian akibat Covid-19 di Meksiko bisa turun menjadi 79.652 jiwa.