Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penularan Virus Corona dan Demam Berdarah Terjadi Bersamaan di 439 Kabupaten dan Kota

Biasanya puncak demam berdarah terjadi setiap bulan Maret. Namun, pada 2020 ada perbedaan, jumlah kasus masih terus bertambah hingga bulan Juni.
Sejumlah pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/2). /Antara
Sejumlah pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/2). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat penambahan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) 100 hingga 500 kasus per hari yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

"Kalau kita lihat secara keseluruhan ada 68 ribu kasus demam berdarah di seluruh Indonesia," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Senin (22/6/2020).

Biasanya puncak demam berdarah terjadi setiap bulan Maret. Namun, pada 2020 ada perbedaan, jumlah kasus masih terus bertambah hingga bulan Juni.

"Artinya angka ini sesuatu yang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Nadia.

Selain itu, dari analisis yang dilakukan Kemenkes ditemukan bahwa provinsi yang jumlah kasus virus corona penyebab Covid-19 tinggi juga memiliki kecenderungan angka kasus DBD tinggi pula.

Provinsi-provinsi tersebut di antaranya Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.

Lebih rinci lagi, dari 460 kabupaten dan kota yang melaporkan adanya kasus DBD, sebanyak 439 di antaranya juga melaporkan adanya kasus Covid-19 di daerah itu.

"Jadi ini ada infeksi ganda," katanya.

Dari jumlah akumulatif secara nasional sebanyak 68 ribu tersebut, Kemenkes mencatat angka kematian yaitu 346 jiwa yang tersebar di berbagai daerah terutama provinsi dengan kasus Covid-19 tinggi.

Dikatakan, jika melihat kembali asal penyakit tersebut pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1968 kondisinya juga tidak jauh berbeda dengan pandemi Covid-19.

"Angka kematian dan angka kesakitannya 50 persen," katanya.

Namun, pada saat ini pemerintah sudah bisa menurunkan angka kematian akibat demam berdarah bahkan hingga di bawah satu persen dengan target tidak ada kematian lagi.

Sementara itu, upaya penurunan angka kesakitan diakui Nadia masih berfluktuasi. Apalagi, pada 2016 Indonesia pernah mengalami kejadian luar biasa yakni angka kesakitan masih cukup tinggi.

"Sebelum kejadian luar biasa itu kita bisa menekan di bawah 20 persen dan jangan sampai kejadian pada 2016 terulang kembali," katanya.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper