Bisnis.com, JAKARTA— Bank sentral Chile mempertahankan suku bunga pada level rendah dan meningkatkan kredit bagi perusahaan karena mengantisipasi resesi terparah sejak 40 tahun lalu.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/6/2020), rendahnya tingkat suku bunga sejalan dengan historis ketika negara di Amerika Latin itu menghadapi krisis keuangan global. Langkah bos bank sentral Chile, Mario Marcel telah diprediksi oleh 18 ekonom yang disurvei Bloomberg.
Selain mempertahankan suku bunga, bank sentral pun meningkatkan fasilitas kredit bagi dunia usaha menjadi US$16 miliar sehingga dampak pandemi dan karantina bisa ditekan.
Adapun, analis memproyeksikan bahwa ekonomi akan terkontraksi sebesar 4,8 persen pada tahun ini. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh bank, 13 persen kontraksi akan terjadi pada kuartal II/2020.
“Jika situasi ekonomi membutuhkan, bank akan mengevaluasi opsi untuk meningkatkan rangsangan dan dukungan stabilitas keuangan,” ujar bank sentral dalam keterangan resminya.
Tak hanya itu, bank sentral mengumumkan rencananya membeli aset senilai US$8 miliar. Pihaknya akan memberikan perincian terkait dengan aset mana yang sesuai begitu pula dengan alur waktunya.
Deputy Head of Investment Strategy Falcom Asset Management, Hugo Osorio mengatakan pada situasi saat ini, diperlukan tambahan stimulus dari apa yang bisa diberikan suku bunga.
“Kami tidak tahu jenins aset apa yang akan dibeli bank sentral. Bisa saja obligasi korporoasi seperti yang dilakukan The Fed belum lama ini. Menurunkan selisih dan meningkatkan likuiditas akan membantu pemulihan ekonomi,” katanya.