Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mengusulkan tiga potensi kerja sama strategis antara Asia Tenggara - Rusia, hasil dari pertemuan Menteri Luar Negeri Asean-Rusia pada hari ini, Rabu (17/6/2020).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan ketiga usulan tersebut berfokus pada respons kedua pihak terhadap Covid-19. Usulan kerja sama ini tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga menengah dan panjang.
Pertama, pengembangan dan pengadaan vaksin dan obat-obatan. Kemitraan ini akan menjamin akses dan harga yang terjangkau bagi seluruh negara. Seperti diketahui, Rusia memiliki teknologi yang mumpuni. Sembilan dari 130 kandidat vaksin berasal dari rusia.
"Sertifikasi terbaru untuk Avifavir dan Levilimab sebagai obat yang menyembuhkan Covid-19 di Rusia juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan," ujar Retno saat konferensi pers, Rabu (17/6/2020).
Kedua, kerja sama kesehatan melalui mekanisme yang ada di Asean. Indonesia mendorong Rusia untuk menjadi aktor terdepan di dalam meningkatkan tata kelola kesehatan publik di kawasan, termasuk mencegah krisis dan pandemi di masa yang akan datang.
Salah satunya melalui pembentukan mekanisme pencegahan di Asia Tenggara dan mendukung Asean Covid-19 Response Fund melalui dana kerja sama Asean - Rusia yang sudah ada.
"Selain itu, kerja sama juga didorong untuk Untuk mendukung pembentukan sullai medis regional dan pengembangan kedokteran militer."
Ketiga, kolaborasi pemulihan ekonomi pasca-Covid-19. Kerja sama ini dapat diwujudkan dengan kolaborasi dua organisasi regional, yakni Asean dan Eurasian Economic Commission (ECC).
"Indonesia meminta organisasi regional tersebut dapat mengeksplor kerja sama seperti yang telah disepakati MoU Asean EEC," jelas Menlu Retno.