Bisnis.com, SURABAYA - Kabar penemuan kombinasi obat Covid-19 oleh Universitas Airlangga (Unair) dinilai mampu membangkitkan psikologis pasar sehingga mendorong ekonomi nasional.
"Terlebih saat ini Unair, BIN, dan BNPB telah menemukan obat COVID-19. Dan itu, secara psikologi pasar menjadi bergairah," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Tommy Kaihatu, Rabu (17/6/2020).
Menurut dia, struktur ekonomi nasional selama pandemi Covid-19 masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara yang mengalami hal serupa, sejalan dengan gotong royong atau keguyuban masyarakat yang terjalin selama berlangsungnya kasus tersebut.
"Struktur ekonomi Indonesia sebenarnya tidak terlalu terguncang. Ini terlihat dari kian menguatnya rupiah di pasar global. Keguyuban kita lah yang menjadikan ekonomi kita tetap stabil," katanya.
Dia mengakui, pada saat negara lain mengalami kontraksi pertumbuhan di kuartal I/2020, ekonomi Indonesia ternyata masih mampu tumbuh walaupun hanya sekitar 2,97 persen dan Jatim tumbuh sebesar 3 persen.
"Donasi yang dilakukan hampir oleh seluruh lapisan masyarakat. Guyub, kekeluargaan dan gotong royong menjadi kunci stabilnya ekonomi. Inilah hebatnya Indonesia" katanya.
Baca Juga
Dengan kembali dibukanya aktivitas ekonomi sedikit demi sedikit melalui skema kenormalan baru, dia optimistis ekonomi Indonesia, khususnya Jatim pada Semester II/2020 bakal mampu tumbuh sebesar 3 persen hingga 3,5 persen.
"Kendati mengalami penurunan dibanding tahun lalu, saya masih melihat optimisme pasar dalam negeri. Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain, kondisi ekonomi Indonesia, termasuk Jatim masih jauh lebih baik," katanya.
Namun demikian, ia meminta masyarakat atau pelaku ekonomi tidak terlena, dan harus tetap waspada sebab kondisi fluktuatif atau naik turun ekonomi bisa saja terjadi.
"Oleh karena itu, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Tetapi intinya, ada harapan lagi bisa bekerja normal," katanya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih mengatakan bahwa lima kombinasi obat yang mereka temukan lebih efektif mengatasi Covid-19 dibandingkan dengan obat lainnya.
"Kami bukan mencari obat baru, tapi masyarakat, dokter sekarang kan bisa coba-coba. Bayangkan, mana ada dokter menangani COVID-19 yang tidak menggunakan obat secara coba-coba. Nah, kami memberikan rekomendasi ini yang paling efektif dibanding obat lainnya," ujarnya di Surabaya, Senin (15/6).
Untuk periode jangka pendek, kata dia, lima kombinasi obat yang sudah beredar di pasaran itu cukup efektif mengatasi Covid-19, terlebih penelitiannya juga memiliki perkembangan bagus. "Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kita adalah fungsionalnya," ucap Nasih.
Dia mengakui bahwa lembaganya tidak melakukan uji coba ke makhluk hidup atau in vitro pada lima kombinasi obat untuk Covid-19 yang ditemukan.
Alasan tidak dilakukan uji coba ke mahkluk hidup, kata dia, karena uji coba tersebut akan memakan waktu lama, sedangkan Indonesia perlu ada obat yang efektif dalam penanganan Covid-19.