Bisnis.com, JAKARTA - Upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah dilakukan, sebelum memasuki musim kemarau.
Di Sumatera Selatan dan Jambi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebar 1,6 ton garam (NaCl), tepatnya di langit Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin, sebagai bagian dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), KLHK, Basar Manullang menjelaskan, 1,6 ton garam tersebut disebar menggunakan pesawat Cassa C 212 TNI AU yang baru saja dipindahkan dari Riau.
"Jika dilihat dari jumlah hotspot dan kejadian karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi memang sedikit, namun sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C 212 ke Palembang,” tuturnya di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Sebelumnya, pesawat tersebut melakukan panaburan garam sebanyak 12,8 ton selama dua pekan terakhir di Riau dan berhasil menaikkan volume hujan sebanyak 44,1 juta m3. Kenaikan volume hujan melalui TMC ini membuat gambut menjadi basah dan mengisi air di kanal-kanal, serta embung sehingga mengurangi potensi terjadinya karhutla.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) wilayah Sumatra, Ferdian Krisnanto menyampaikan operasi pencegahan juga dilakukan di darat.
Pembasahan gambut dan pencegahan karhutla terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut Ditjen KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari-3 Juni 2020) sebanyak 826 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.364 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 538 titik/39,44 %).