Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah pusat telah menyiapkan sejumlah daerah untuk menuju tatanan hidup yang baru atau new normal. Namun Presiden Joko Widodo masih menagih janji target uji spesimen Covid-19.
“Target uji spesimen, 10 ribu perhari yang sudah saya berikan target beberapa bulan lalu agar ini dikejar, sehingga ada sebuah kecepatan,” kata Presiden membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference, Rabu (27/5/2020).
Jokowi meminta agar Indonesia dapat melakukan uji spesimen 10.000 per hari sejak dua bulan lalu. Namun hingga pekan lalu jumlah pengujian spesimen dapat dikatakan belum sepenuhnya tercapai.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan uji spesimen sempat berhasil mencapai target pemeriksaan, yakni lebih dari 10.000 spesimen per hari. Namun, setelahnya kembali merosot menjadi kurang dari 10.000 spesimen.
Peningkatan pemeriksaan spesimen hingga mencapai di atas 10.000 per hari ini terjadi pada Selasa (19/5/20200), atau tepatnya 12.276 spesimen. Namun satu hari setelahnya jumlah spesimen per hari yang diperiksa turun menjadi 8.092 spesimen.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi beberapa kali menagih target kapasitas uji spesimen virus Corona berbasis PCR sebanyak 10.000 per hari. Dia telah meminta percepatan kapasitas tes sejak medio April 2020.
Jokowi menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dia terima pada medio Mei 2020, sebanyak 104 laboratorium telah masuk dalam jaringan penanganan Covid-19. Namun, sebanyak 51 laboratorium di antaranya belum melakukan rujukan pemeriksaan.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menjelaskan ketersediaan SDM menjadi satu kendala utama. Hal ini terjadi karena sebelumnya hanya ada satu shift petugas laboratorium dengan durasi kerja 8 jam per hari.
Demi mengatasi persoalan tersebut, Gugus Tugas Covid-19 telah berupaya melakukan penambahan SDM melalui kerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di setiap wilayah.