Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan tindakan mengembalikan Siti Fadilah Supari ke dalam rumah tahanan (rutan) Pondok Bambu Jakarta Timur bertentangan dengan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan akal sehat.
Menurut dia pemerintah seharusnya segera mengambil pelajaran dari pengalaman Siti Fadilah dalam menghadapi Flu Burung.
“Sudah benar mengeluarkan Siti Fadilah dari Pondok Bambu yang berisikan 50 orang lebih positif Corona. Kok malah sekarang dibalikin lagi kedalam? Kemenkumham apa gak paham ini keadaan darurat? Mengembalikan ke Pondok Bambu itu upaya pembunuhan pakai Corona terhadap Siti Fadilah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/5/2020).
Menurut dia Siti Fadilah sangat rentan terpapar Corona. Hal ini, lanjut Poyuono mengingat usia Siti Fadilah yang sudah diatas 70 tahun. Siti, tambah Poyuono, juga memiliki riwayat penyakit asthma, outoimmune dan berbagai penyakit lainnya.
"Dikurung di dalam penjara dan tidak bisa diakses. Mengembalikan ke Pondok Bambu itu tindakan sengaja. Kalau terjadi sesuatu siapa yang tanggung jawab?” tegasnya.
Poyuono juga menyoroti akun Youtube tentang pertemuan Deddy Corbuzier dengan Siti Fadilah Supari yang telah mencapai 3 juta lebih. Menurutnya tidak ada yang salah dengan silahturahmi tersebut.
“Isinya sesuai dengan garis pemerintahan Jokowi dan pelajaran tentang bagaimana menghadapi wabah Flu Burung yang bisa digunakan saat ini. Seharusnya pemerintah memetik pelajaran dari pengalaman Siti Fadilah untuk mengatasi Corona saat ini,” tegasnya.
Menurut dia pernyataan Dirjen PAS, Kemenkumham terkait wacancara tersebut tidak ada izin, terlalu mengada-ada dan justru mencoreng pemerintahan Jokowi yang sedang sibuk menghadapi Corona.
“Jangan lebailah. Bikin malu aja. Sebelumnya juga sudah berkali-kali wawancara dilakukan wartawan saat Siti Fadilah di dalam penjara. Semua media massa memuat pernyataan bu Siti yang isinya bagaimana mengatasi Corona,” tegasnya.