Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapasitas Pemeriksaan Spesimen Anjlok, Ini Penyebabnya

Kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 pada Senin (25/5/2020) turun sebanyak 6.272 spesimen, lantaran banyaknya laboratorium RS yang tak beroperasi.
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4 - 2020). Foto: Istimewa
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4 - 2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 melaporkan adanya penurunan kapasitas pemeriksaan spesimen pada Senin (25/5/2020), sebanyak 6.272 spesimen.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto membeberkan penurunan itu disebabkan karena banyak laboratorium di rumah sakit yang tidak bekerja.

“Laboratorium di rumah sakit banyak yang off,” kata Yuri melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Senin (25/4/2020).

Kendati demikian, dia enggan memberi keterangan ihwal alasan sejumlah laboratorium rumah sakit yang tidak beroperasi atau tidak melakukan pemeriksaan spesimen.

“Silahkan tanya ke rumah sakit saja,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini sebanyak 4.741 spesimen. Rinciannya, Kemenkes mencatat, angka itu diperoleh dari 4.560 spesimen yang diperika melalui RT polymerase chain reaction (PCR) dan 181 spesimen yang diperiksa melalui Tes Cepat Molekuler atau TCM.

Berdasarkan data tersebut, terdapat penurunan yang cukup besar terkait kapasitas pemeriksaan spesimen pada hari ini jika dibandingkan dengan pemeriksaan spesimen hari sebelumnya.

Data Kemenkes menunjukkan, kapasitas pemeriksaan mencapai angka 11.013 spesimen per hari pada Minggu (24/5/2020).

Rinciannya, Yuri mengatakan, angka itu diperolah dari 10.872 spesimen yang diperika melalui RT polymerase chain reaction (PCR) dan 141 spesimen diperiksa melalui Tes Cepat Molekuler atau TCM.

“Hari ini juga masih terus kita lakukan verifikasi. Hasil pemeriksaan spesimen ini untuk kepentingan kita untuk tes masif dan tracing agresif,” kata Yuri saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Minggu (24/5/2020).

Kendati demikian, tren angka positive rate, yakni jumlah hasil positif berbanding jumlah kasus yang diperiksa spesimennya, tercatat sebesar 12 persen sejak kemarin hingga hari ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper