Bisnis.com, JAKARTA— Data Kementerian Kesehatan Brasil mencatat kasus virus corona bertambah 18.508 kasus baru dalam sehari dan mencatat 1.188 kematian.
Hal itu seperti yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (22/5/2020). Adapun, data Worldometer mencatat 1.153 kasus baru dalam sehari menempatkannya sebagai jawara di Amerika Selatan dan ketiga di dunia dengan total kasus 312.074.
Brasil menjadi negara di urutan pertama di wilayah Amerika Selatan untuk kasus virus corona terbanyak. Hal itu menempatkannya di tiga teratas secara global bersama dengan Rusia di urutan kedua dan Amerika Serikat di urutan pertama.
Data Worldometer menunjukkan dengan total kasus 312.074, Brasil memiliki total kematian 20.112. Sementara itu, data John Hopkins University menunjukkan data yang kurang lebih sama yakni dengan total 310.087 kasus dan urutan ketiga secara global.
Lonjakan kasus positif di Brasil belum menggambarkan kondisi sebenarnya. Mengacu pada kajian yang dilakukan oleh University of Sao Paulo jumlah kasus sebenarnya bisa 15 kali lebih tinggi dari angka yang tercatat.
Kendati demikian, Profesor Kesehatan Global di Universitas Harvard Marcia Castro upaya penanganan virus corona di Brasil belum mampu menurunkan angka penyebaran.
“Respons di Brasil masih jauh dari ideal dan saat ini terdapat perbedaan pesan dari pemimpin pada tingkat jabatan berbeda,” seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/5/2020),
Negara lain seperti Argentina menjalankan karantina pada level yang disesuaikan. Castro menilai Uruguay menjadi salah satu negara yang mampu menangani penyebaran virus. Adapun, Peru merupaakan yang pertama dan menerapkan karantina paling disiplin namun angka kasus baru dan kematian masih tumbuh.
Sementara itu, di Chili kewajiban karantina wilayah telah berlaku di Santiago. Negara itu pun memiliki tingkat tes tertinggi namun tetap rendah bila dibandingkan dengan negara lain secara global.
Sebagai respons terhadap penanganan virus corona, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan bakal membekukan gaji pegawai negerinya sampai 2021. Hal itu telah disepakati melalui rapat virtual dengan 27 gubernur.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (22/5/2020), keputusan tersebut meredakan ketakutan investor terhadap guncangan fiskal dan krisis politik.
Pembekuan gaji pekerja negara merupakan satu-satunya sumber untuk mendanai paket penyelamatan finansial dengan nilai 125 miliar real atau setara dengan US$22,5 miliar. Namun, gaji guru, polisi dan pekerja sosial tak turut dibekukan.