Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Sunak Ramal Inggris Jatuh ke Resesi Terparah Sepanjang Sejarah

Bank of England (BoE) telah memperkirakan bahwa lockdown selama tiga bulan dapat menyebabkan penurunan 14 persen tahun ini, atau resesi terdalam sejak awal abad ke-18.
Kanselir Inggris Rishi Sunak membawa anggaran yang akan digunakan untuk menopang ekonomi Britania Raya, Rabu (11/3/2020)/ Bloomberg - Simon Dawson
Kanselir Inggris Rishi Sunak membawa anggaran yang akan digunakan untuk menopang ekonomi Britania Raya, Rabu (11/3/2020)/ Bloomberg - Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Inggris terancam mengalami resesi dalam skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah.

Menteri Keuangan Rishi Sunak mengungkapkan pihaknya belum dapat menjelaskan prospek pemulihan ekonomi sesegera mungkin karena dampak yang siginfikan dari lockdown terhadap ekonomi Inggris.

"Kami kemungkinan akan menghadapi resesi yang parah, yang belum pernah kami saksikan," kata Sunak kepada House of Lords Economic Affairs Committee, dilansir Bloomberg, Rabu (20/5/2020).

Pandemi ini telah memaksa Sunak untuk mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk membayar sebagian dari upah pekerja, dalam upaya untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin perekonomian tetap utuh setelah krisis berakhir.

Sunak mengatakan pemerintah mendorong keberlangsungan kapasitas produksi yang dapat memicu pemulihan yang diharapkan.

Sementara itu, Bank of England (BoE) telah memperkirakan bahwa lockdown selama tiga bulan dapat menyebabkan penurunan 14 persen tahun ini, atau resesi terdalam sejak awal abad ke-18.

Namun, BoE dan Office for Budget Responsibility juga meramalkan pemulihan yang relatif cepat pada 2021, sebuah skenario yang menurut banyak ekonom terlalu optimis.

Pemerintah merilis angka yang menunjukkan biaya dukungan pemerintah sudah mendekati 40 miliar poundsterling (US$49 miliar), diantaranya untuk menopang sekitar 10 juta pekerjaan. Bahkan dengan bantuan itu, klaim untuk tunjangan pengangguran melonjak pada April 2020.

"Meskipun kami telah melakukan tindakan mitigasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, saya tentu tidak akan dapat melindungi setiap pekerjaan dan setiap bisnis," kata Sunak kepada komite.

Dia menolak untuk berspekulasi tentang kemungkinan defisit anggaran tahun ini dan menambahkan bahwa sulit untuk memprediksi seberapa besar pukulan pada pendapatan pajak.

Sunak juga mengatakan tidak ada keputusan tegas yang diambil pada tingkat utang yang dia akui akan meningkat. Komentarnya datang di tengah tekanan yang meningkat pada pemerintah untuk mengatasi kerusakan fiskal yang disebabkan oleh krisis dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daripada kembali ke era penghematan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper