Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown Dilonggarkan, Pasar Tenaga Kerja Formal India Mulai Bergeliat

Salah satu agen rekrutmen pegawai di India mengatakan perusahaan-perusahaan mulai menjaring karyawan untuk pekerjaan yang dimulai Juni dan Juli.
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat pengangguran India telah melewati masa puncaknya setelah dihantam pandemi Covid-19.

Perusahaan-perusahaan India besar kini bersiap melakukan perekrutan karena ekonomi secara bertahap kembali dibuka setelah lockdown terbesar di dunia itu.

Salah satu agen rekrutmen pegawai di India mengatakan perusahaan-perusahaan mulai menjaring karyawan untuk pekerjaan yang dimulai Juni dan Juli.

"Saya bisa melihat ada kebangkitan kembali dalam pekerjaan di sektor-sektor seperti layanan keuangan, perawatan kesehatan, dan logistik jarak jauh," kata Ajit Isaac, ketua Quess Corp dilansir Bloomberg, Rabu (20/5/2020).

Prospek dari Quess, yang mengklaim sebagai perusahaan sektor swasta terbesar di India yang menyediakan permintaan mulai dari staf penjualan di supermarket hingga pelatih untuk industri yang lebih teknis, mengikuti langkah Perdana Menteri Narendra Modi untuk memungkinkan beberapa bisnis melanjutkan operasi.

Sebelumnya, India mengalami rekor 122 juta orang terpaksa keluar dari pekerjaan pada April lalu karena pemberlakuan lockdown.

Perusahaan besar dan multinasional dengan neraca yang lebih kuat telah mengindikasikan kemampuan melanjutkan operasional dengan setidaknya 70 persen dari jumlah pegawai yang direncanakan. Isaac melihat angka itu kemungkinan direvisi pada Juli 2020.

Namun, perusahaan semacam itu hanya menyumbang sekitar 15 persen dari tenaga kerja India. Sebagian besar pekerjaan atau sekitar dan 40 persen dari produk domestik bruto, terkonsentrasi pada apa yang disebut ekonomi informal.

Pekerja di sektor informal, yang sebagian besar terdiri dari orang-orang yang bermigrasi ke kota-kota dari pedesaan India, adalah yang paling rentan terhadap guncangan ekonomi akibat lockdown.

Setelah kehilangan pekerjaan dan pendapatan, ratusan ribu dari mereka memutuskan untuk pergi ke rumah mereka sejak Maret, memicu eksodus yang dilakukan dengan berjalan kaki. Kini banyak yang enggan untuk kembali ke kota.

Hal itu mendorong apa yang disebut Goldman Sachs sebagai resesi terdalam di kuartal kedua. Kondisi ini juga memungkinkan berbagai bisnis yang didukung oleh modal ventura akan gulung tikar.

Quess mempekerjakan lebih dari 380.000 orang, termasuk Amazon Inc. dan Samsung Electronics Co di India sebagai kliennya.

Menurut Isaac, salah satu langkah kunci untuk menghidupkan kembali perekonomian adalah mengangkat permintaan di kota-kota besar dan mengembalikan pekerja migran.

Sementara pemerintah telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung pekerja migran dan petani melalui pemberian kredit murah dan jatah makanan, banyak negara telah mencairkan undang-undang ketenagakerjaan untuk memungkinkan perusahaan mempekerjakan dan memecat staf sesuka hati atau memperpanjang jam kerja untuk menghidupkan kembali kegiatan industri.

Isaac melihat ada kebutuhan untuk reformasi tenaga kerja yang lebih baik dan lebih adil sehingga pekerja tidak dieksploitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper