Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ngamuk, Ancam WHO Lewat Surat Empat Halaman. Begini Isinya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump benar-benar kesal. Melalui surat setebal empat halaman, Trump menumpahkan segala keluhannya soal penanganan WHO atas pandemi virus corona (Covid-19).
President Donald Trump saat berkunjung ke Honeywell International Inc. produsen masker N95 di Phoenix pada 5 Mei 2020./Bloomberg-Brendan
President Donald Trump saat berkunjung ke Honeywell International Inc. produsen masker N95 di Phoenix pada 5 Mei 2020./Bloomberg-Brendan

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump benar-benar kesal. Dia mengancam akan selamanya menghentikan pendanaan AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jika organisasi tersebut tidak melakukan reformasi besar-besaran.

Melalui surat setebal empat halaman tertanggal 18 Mei 2020 yang ditujukan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Trump menumpahkan segala keluhannya soal penanganan organisasi ini atas pandemi virus corona (Covid-19).

“Jelas jika salah langkah yang berulang kali dilakukan oleh Anda dan organisasi Anda dalam merespons pandemi ini berakibat sangat berat bagi dunia. Satu-satunya jalan ke depan untuk Organisasi Kesehatan Dunia adalah jika benar-benar dapat menunjukkan kemerdekaan dari China,” tulis Trump.

Menurut Trump, pemerintahannya telah memulai diskusi dengan pihak WHO tentang bagaimana mereformasi organisasi tersebut.

“Jika Organisasi Kesehatan Dunia tidak berkomitmen melakukan perbaikan-perbaikan substantif yang besar dalam 30 hari ke depan, saya akan membuat pembekuan pendanaan AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia secara sementara menjadi permanen dan mempertimbangkan kembali keanggotaan kami dalam organisasi ini,” tulis Trump.

Sebelumnya, pada 14 April 2020, Trump mengumumkan bahwa ia akan secara sementara menghentikan pendanaan AS untuk WHO. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini dipandangnya terlalu berpihak kepada China.

“WHO gagal dalam tugas dasarnya dan harus dimintai pertanggungjawaban,” tegas Trump dalam suatu konferensi pers di Gedung Putih.

"Wabah itu bisa saja dibendung pada sumbernya dengan angka kematian yang sangat sedikit. Begitu banyak kematian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mereka,” tambahnya saat itu.

Sejumlah pejabat pemerintah AS mengindikasikan bahwa pembekuan itu akan berlangsung 60 hari sambil menantikan peninjauan. Namun dalam surat terbarunya pada 18 Mei, Trump menulis bahwa hasil peninjauan mengonfirmasi banyak permasalahan serius yang telah ia angkat.

Di antara hal serius yang dimaksud yakni pernyataan-pernyataan WHO yang tidak akurat tentang virus corona dan pujian organisasi ini atas respons yang dilancarkan pemerintah China.

“WHO secara konsisten mengabaikan laporan-laporan yang kredibel tentang wabah virus ini di Wuhan, China, pada awal Desember 2019 atau bahkan lebih awal,” papar Trump melalui suratnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

WHO juga dinilai "terlambat" menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan masyarakat pada akhir Januari.

“Saya tidak bisa membiarkan para pembayar pajak Amerika untuk terus membiayai sebuah organisasi yang, dalam keadaan saat ini, sangat jelas tidak melayani kepentingan Amerika,” ungkapnya.

Selain itu, organisasi WHO dikatakan "secara tidak jelas menentang" keputusannya untuk membatasi perjalanan dari China pada saat itu. Padahal, di lain pihak WHO “memuji pembatasan perjalanan domestik China yang ketat”.

Melalui akun Twitter-nya kemudian, Trump menyebut surat itu ditulis dengan "cukup jelas". Namun, dia tidak memberikan detail lain tentang reformasi yang ia inginkan ataupun perubahan spesifik bagaimana yang dapat kembali membuka pendanaan AS.

Donald Trump, WHO, Xi Jinping, Amerika Serikat, China, Covid-19, Virus Corona
Donald Trump, WHO, Xi Jinping, Amerika Serikat, China, Covid-19, Virus Corona

Surat ini dibuat beberapa jam setelah Presiden China Xi Jinping, di hadapan World Health Assembly melalui link video, berjanji akan menyediakan US$2 miliar untuk memerangi pandemi Covid-19 selama dua tahun ke depan.

Xi juga mendesak kerja sama internasional yang lebih besar untuk mengalahkan virus corona, yang telah menginfeksi 4,8 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 318.000 di antara jumlah itu.

Perdebatan Internal

Keputusan Trump untuk menghentikan dukungan finansial kepada WHO di tengah pandemi global adalah langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Keputusan ini pun memicu perdebatan internal yang sengit dalam pemerintahannya sendiri mengenai sejauh mana dana akan dibekukan.

Sejumlah pejabat pemerintahan Trump berpendapat bahwa WHO harus menerima jauh lebih sedikit dari US$400 juta hingga US$500 juta yang didapatnya setiap tahun dari AS. Mereka meyakini uang itu harus diberikan kepada organisasi-organisasi lain yang berfokus pada kesehatan masyarakat.

Namun, ada pula yang berpendapat penghentian pendanaan ini digunakan sebagai 'modal' untuk memaksa WHO mengadopsi perubahan-perubahan pada apa yang dilihat pemerintah sebagai bias pro-China.

Pandangan berbeda itu memperingatkan bahwa penghentian yang permanen dan berbasis luas dapat membahayakan upaya-upaya untuk melawan virus tersebut, serta penyakit lain seperti HIV, polio, dan campak.

Di sisi lain, para kritikus menuding Trump berupaya menargetkan WHO dan China agar dapat mengalihkan perhatian publik dari cara penanganan krisis virus ini oleh pemerintahannya sendiri.

Dukungan publik atas penanganan pemerintahan Trump terhadap krisis ini telah menurun menjelang perhelatan agenda pemilihan presiden (pilpres) pada November mendatang.

Amerika Serikat sendiri telah berkembang menjadi pusat penyebaran global untuk virus corona. Hingga Selasa (19/5/2020), tercatat lebih dari 1,5 juta kasus yang dilaporkan dan lebih dari 91.000 orang di antaranya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper