Bisnis.com, JAKARTA – Airbus SE dikabarkan sedang menyiapkah rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya. Rencana itu disampaikan perusahaan kepada serikat pekerja setelah jatuhnya permintaan terhadap produk pesawat baru di tengah pandemi Corona.
Sumber Bloomberg mengatakan negosiasi awal antara Airbus dengan serikat pekerja terkait dengan rencana PHK telah dilakukan di Jerman, Prancis dan Spanyol. Proses negosiasi secara formal dikabarkan bakal dimulai pada pekan depan.
Namun demikian, Airbus belum memutuskan jumlah pekerja yang akan dikenakan PHK berikut dengan posisi pekerjaan yang terdampak.
Adapun, beberapa sumber Bloomberg pun menyebutkan, tenaga kerja yang diputus hubungan kerjanya mencakup para pekerja di kantor pusat Airbus di Toulouse, Prancis.
Bahkan beberapa di antara sumber tersebut menyebutkan, langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah memangkas pekerja kontrak dan subkontrak, termasuk 1.100 pekerja di Jerman. Hal serupa akan dilakukan di kantor pusatnya di Perancis.
Seperti diketahui, pandemi corona menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi dibatasi. Dampaknya jadwal penerbangan pun berkurang drastis. Maskapai di hampir seluruh dunia pun akhirnya harus memarkir pesawatnya dan menunda pesanan pesawat baru ke pabrikan, termasuk Airbus.
Baca Juga
Sebelumnya Chief Executive Officer Airbus Guillaume Faury pada bulan lalu memperingatkan bahwa langkah awal yang akan diambil perusahaan sebagai bagian efisiensi adalah memberikan cuti kepada 6.000 pekerja
Namun, Faury menjanjikan bakal meninjau ulang kebijakan itu pada Juni 2020 ketika pandemi corona diperkirakan mulai menurun.
Ketika dimintai konfirmasi mengenai rencana PHK terhadap karyawannnya, Airbus menolak mengomentarinya, termasuk isu mengenai adanya pertemuan internal antara perusahaan dan serikat pekerja.
“Perusahaan akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan masa depan Airbus bekerja sama dengan mitra sosialnya," kata Airbus dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/5/2020).
Sebelumnya, perusahaan pesaing Airbus asal AS yakni Boeing Co. pada bulan lalu mengaku akan menghilangkan sekitar 16.000 pekerjaan untuk menghemat pengeluaran dan beradaptasi dengan kondisi pasar pesawat komersial yang menyusut. Sementara itu, Rolls-Royce Holdings Plc, yang memasok mesin untuk pesawat Airbus, dikatakan berencana mengurangi 8.000 pekerjaan.