Bisnis.com, JAKARTA – Seekor paus spesies paus pilot mati terdampar di Pantai Cemara Binuangeun, di Kabupaten Lebak, Banten diduga akibat cuaca buruk yang melanda Perairan Samudera Hindia.
"Kami menduga mamalia anak ikan paus itu terdampar akibat gelombang tinggi disertai angin kencang," kata Bayi, seorang nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Binuangeun Kabupaten Lebak, seperti dilansir Antara, Selasa (12/5/2020).
Biasanya, kata dia, cuaca buruk tersebut kerapkali populasi paus terdampar ke pesisir pantai juga terkadang mati juga terkadang bisa kembali ke laut.
Namun, lanjut Bayi, sepanjang 2020 baru pertama kali ikan paus yang terdampar itu di Pantai Cemara Binuangeun.
"Kami tahun ini baru mendengar ikan paus yang terdampar dalam kondisi mati," katanya menjelaskan.
Begitu juga nelayan lainnya, Darman (55) mengatakan anak paus yang mati dan terdampar di Pantai Cemara Binuangeun akibat terseret gelombang tinggi disertai angin barat.
Belakangan, kondisi Perairan Samudera Hindia kurang bersahabat, selain gelombang tinggi juga angin cukup kencang, bahkan nelayan di TPI Muara tidak berani melaut.
"Kami memperkirakan anak paus yang terdampar di Pantai Cemara mati sejak Senin (11/5), karena gelombang tengah pasang dengan ketinggian sekitar tiga meter dan angin cukup kencang," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah nelayan Binuangeun Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengaku terpaksa menguburkan bangkai anak paus pilot itu guna mencegah bau yang tidak sedap,meski pantai itu jarang didatangi warga setempat.
Pantai Cemara yang lokasinya tidak jauh dengan Jalan Raya Malingping-Binuangeun penuh sampah berserakan.
"Kami bersama nelayan dan warga setempat menguburkan anak paus itu," kata Herman, seorang nelayan warga Binuangeun, Kabupaten Lebak.