Bisnis.com, JAKARTA - Ada satu fenomena yang nampaknya sedikit menjadi kabar baik di tengah wabah virus Corona (Covid-19). Badan Energi Internasional (IEA) mencatat adanya penurunan karbon hingga 8 persen saat virus Corona menyerang dunia pada awal tahun ini.
Hal ini bisa dimaklumi. Pasalnya, banyak negara membuat kebijakan lockdown (karantina) wilayah. Otomatis, tak banyak terjadi polusi asap kendaraan bermotor atau pabrik.
Masalahnya, jika pandemi ini berakhir, aktivitas masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor bakal muncul lagi. Pun, sejumlah pabrik akan beroperasi.
Kini, sejumlah negara berupaya untuk--setidaknya--dapat menekan jumlah emisi karbon dalam jangka panjang, alias pascapandemi Corona usai.
Cara masing-masing negara pun berbeda-beda. Pemerintah Prancis misalnya, mendorong warganya untuk tetap bersepeda agar tingkat polusi tetap rendah begitu lockdown berakhir.
Untuk dapat menggerakan warganya, mereka pun menyediakan anggaran US$21,7 juta untuk setiap orang yang memenuhi syarat perbaikan sepeda hingga 50 euro di bengkel terdaftar.
Baca Juga
Elisabeth Borne, Menteri Transisi Ekologis Prancis, mengatakan langkah itu bertujuan untuk mengurangi kebiasaan mengemudi warganya saat bepergian atau untuk perjalanan singkat.
Kini, dalam kondisi normal, 60% perjalanan yang dilakukan warga di Prancis dengan jarak kurang dari 5 kilometer menggunakan sepeda. "[Ini] solusi transportasi yang nyata", katanya dalam BBC.
Hal yang sama akan dilakukan Belgia. Pemerintah akan membuat skema baru dengan menciptakan jalur sepeda di pusat Kota Brussels sepanjang 40 kilometer, atau 25 mil.